Laporan Praktikum Kimia Dasar-TERMOKIMIA DAN HUKUM HESS



 Laporan Praktikum Kimia Dasar
TERMOKIMIA DAN HUKUM HESS

I.                   Judul                    : TERMOKIMIA DAN HUKUM HESS
II.                Hari/Tanggal       : Jum’at, 7 November 2014
III.             Tujuan                 :   1. Mengukur kalori reaksi dengan alat yang sederhana.
    2. Mengumpulkan dan menganalisis data termokimia.
    3. Menerapkan hukum Hess.




IV.             Pertanyaan Prapraktek  :
1.      Berikan pengertian tentang: (a) entalpi; (b) sistem terisolasi; (c) sistem terbuka; (d) sistem tertutup; (e) lingkungan; (f) kalorimeter; (g) eksotermik.
Jawab:
(a)    Entalpi adalah jumlah energi dari semua bentuk energi yang dimiliki zat tersebut yang jumlahnya dapat diukur.
(b)   Sistem terisolasi adalah sistem yang tidak dapat mengalirkan energi dan materi terhadap ssekitarnya.
(c)    Sistem terbuka adalah sistem yang memperkenankan terjadinya aliran atau pertukaran energi dan materi dengan sekitarnya.
(d)   Sistem tertutup adalah sistem yang batas-batasnya dapat dilewati energi tetapi tidak terhadap materi.
(e)    Lingkungan adalah daerah diluar sistem.
(f)    Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur perubahan panas suatu reaksi.
(g)   Eksotermik adalah reaksi kimia yang melepaskan kalor atau memberikan kalor ke lingkungan.

2.      Apa perbedaan antara entalpi dengan energi dalam (ΔE)?
Jawab:
Entalpi dalah kuantitas kalor yang diserap pada tekanan tetap, sedangkan energi dalam (ΔE) adalah jumlah dari kedua energi kinetik dan energi potensial yang dimiliki oleh suatu zat atau sistem.






V.                Landasan Teori

Termodinamika adalah suatu cabang ilmu yang memepelajari perubahan energi secara kimia atau fisis. Dalam percobaan ini, kita akan menyelidiki perubahan energi dalam bentuk kalor, yang mengiring reaksi kimia (termokimia).
Menurut hukum termodinamika, perubahan energi yang menyertai perubahan wujud dinyatakan dalam rumus : ΔE = Q – W
      Dengan Q  = kalor yang diserap oleh sistem
                  W = kerja yang dilakukan oleh sistem
      Kebanyakan reaksi kimia berlangsung pada tekanan tetap kerja dirumuskan dengan persamaan : W = P . ΔV
      Dengan P = tekanan gas, ΔV = perubahan volume untuk sistem gas oleh karena pada tekanan tetap. ΔE = Q – P. ΔV
      Bila ΔV = 0, maka ΔE = Q
      Kuantitas kalor yang diserap pada tekanan tetap disebut entalpi (ΔH) (Epinur,dkk , 2011: 36).

Kajian kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh reaksi kimia disebut termokimia. Termokimia merupakan cabang dari termodinamika karena tabung reaksi dan isinya membentuk sistem. Jadi, kita dapat mengukur ( secara tak langsung, dengan cara mengukur kerja atau kenaikan temperatur) energi yang dihasilkan oleh reaksi sebagai kalor dan bergantung pada kondisinya apakah dengan perubahan energi dalam atau perubahan entalpi. Sebaliknya, jika kita tahu ΔV atau ΔH suatu reaksi, kita dapat meramalkan jumlah energi yang dihasilkannya sebagai kalor.
      Hukum Hess I ”entalpi secara keseluruhan adalah jumlah reaksi entalpi dan reaksi – reaksi individual yang merupakan bagian dari suatu reaksi”.
      Dalam termodinamika hukum ini adalah nilai ΔH tidak bergantung pada jalannya, dalam pengertian bahwa kita dapat mereaksikan reaktan tertentu melalui berbagai reaksi yang menghasilkan produk tertentu dan secara keseluruhan memperoleh perubahan entalpi yang sama (P.W.Atkins, 1996 : 47 – 54).
     
Penerapan hukum termodinamka I terhadap peristiwa kimia disebut termokimia, yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia. Reaksi kimia termasuk proses isotermal dan bila dilakukan diudara terbuka maka kalor reaksi “Q.P = ΔH”, akibatnya kalor dapat dihitung dari perubahan entalpi reaksi “Q = ΔH reaksi = H hasil reaksi – H pereaksi”, supaya terdapat keseragaman harus ditetapkan keadaan standar yaitu suhu 25˚C dan teakanan 1 atm. Dengan demikian, perhitungan termodinamika didasarkan pada tekanan standar : AB + CD           AC + BD    ΔH = x kj/mol
      ΔH adalah lambang (notasi) perubahan entalpi reaksi pada teakanan itu. Ditinjau dari jenis reaksi, terdapat 4 jenis kalor sebagai berikut:
1.      Kalor pembentukan
2.      Kalor penguraian
3.      Kalor penetralan
4.      Kalor reaksi                                   ( syukri, 1999 : 84 – 85 )


Secara eksperimen kalor reaksi ditentukan dengan kalorimeter lavoiser dan lapiance pada tahun 1780. Sudah menyadari bahwa kalor yang diserap dalam reaksi peruraian sudah senyawa adalah sama besarnya dengan kalor yang dibebaskan dalam reaksi pembentukannya pada kondisi yang sama. Artinya, jika suatu reaksi kimia arahnya dituliskan kebalikannya maka besaran ΔH reaksinya menjadi kebalikan juga. Germain Henri Hess pada tahuun 1048 mengemukakan bahwa kalor yang bersangkutan dengansejenis reaksi adalah konstan dan tidak bergantung pada jalan reaksi yang ditempuh kearah reaksi yang dimasukinya, asalkan isoterm dan pada P konstan, ketentuan tersebut dikenal sebagai hukum Hess. Dengan hukum Hess ini terbukalah jalan bagi kita untuk dapat menghitung nilai ΔH dari jenis yang tidak dapat kita peroleh secara eksperimen ( M. Suwandi , 1995 : 77-78 ).
            Energi biasanny didefinisikan sebagai kapasitas untuk melakukan kerja. Dalam suatu sistem terisolasi, jumlah energi total adalah konstan α melalui proses kimiaenergi tersebut daat diubah menjadi dalam bentuk lain, misalnya energi mekanik (gerak) energi listrik, energi cahaya, dlll. Pengertian ini memunculkan pengertian hukum kekekalan energi. Hukum ini menyatakan bahwa energi tidaka dapat diciptakan atau dimusnahkan tapi energi dapat dari satu bentuk ke bentuk energi yang lain, contoh energi potensial menjadi energi listrik ( sri sudiono,dkk, 2005: 42).


VI.             ALAT DAN BAHAN

Alat =        -gelas ukur                   Bahan = - air suling
                                    -kalorimeter                                - 40ml NAOH 1M
                                    -termometer                                - 40ml HCL 1M
                                    -alat pengaduk                                       - asam asetat 1M
                                    -gelas piala                                 - asam nitrat amonia 1M
                                                                                       - natrium hidroksida 1M



VII.          Prosedur Kerja

 





   Di ukur dengan gelas ukur
                                                               Dituang dalam kalorimeter
                                                      Kalorimeter ditutup yang sudah dilengkapi
   termometer dan pengaduk



Text Box: 40 ml air suling
 
                                                                                                                       
                                                           
dituang kedalam
Text Box: Gelas pialaText Box: Suhu di catat setiap 15 detik                                   


 
                                                            dipanaskan hingga suhu 60˚-70˚C
                                                            dipindahkan kekalorimeter dan ditutup                     
           
Text Box: Suhu di catat 



Dengan menganggap bobot 40ml air suling addalah 40gr dan kalor jenis air adalah 4,84J/g˚C. Maka tetapan kalorimeter dapat dihitung dengan persamaan :
(Mp [Tp -T m]) = C.Md (Tm – Td) + w ( Tm – Td)
            Dengan : C = kalor jenis air 4,184J/g˚C , Mp = bobot air panas , Md = bobot air dingin , Tp = suhu air panas sebelum bercempur , Td = suhu air dingin sebelum bercampur , Tm = suhu campuran , w = tetapan kalorimeter J/˚C.
           

B. Penentuan ΔH netralisasi untuk reaksi asam basa


 



                                                Diukur dan dimasukkan kedalam kalorimeter


Text Box: 40ml HCl 1M
 


                                                   
                                                    Diukur kedalam gelas piala 150ml
                                                    Diletakkan didekat kalorimeter


 







Q = C.M (Tf – T1) + w (Tf – T1)
Q = (4,148J/g˚C c 800) (Tf – T1) + w (Tf – T1)
Dengan :          Tf = suhu campuran
                        T1 = suhu pereaksi sebelum dicampur
                        Q = kalor yang diserap oleh sekeliling
ΔH dinyatakan dalam J/mol karena tekanannya tetap. Maka ΔH dicari dengan membagi Q oleh jumlah mol yang bereaksi ( 0,0401 x 1 mol/10 = 0,040 mol).

ΔHrx =  



Beberapa pasangan asam basa dapat dicoba oleh praktikan lain yaitu :
a.       Asam asetat 1m – natrium hidroksida 1m
b.      Natrium asestat 1m – HCL 1m
c.       Asam nitrat 1m = natrium hidroksida 1m
d.      HCl 1m – amonia 1m





VIII.       DATA PENGAMATAN
A.    Penentuan tetapan kalorimeter

Ulangan I
Ulangan II
Rata-rata
Suhu air panas
70˚C
65˚C
67,5˚C
Suhu air dingin
28˚C
28˚C
28˚C
Suhu campuran
44˚C
43˚C
43˚C

Tentukan kalorimeter dengan perhitungan:
C . Mp(Tp – Tc) = C Md (Tc – Td) + w(Tc – Td)
4,184 . 20(67,5 – 43) = 4,184 . 20(43 – 28) + w (43 – 28)
W =
W =  = 52,997 J/˚C

B.     Penentuan ΔH netralisasi untuk asam – basa

Ulangan I
Ulangan II
Rata-rata
Suhu larutan HCl 1M
29,5˚C


Suhu air dingin
30˚C


Suhu campuran
34˚C
33,7˚C
33˚C

Tentukan Q reaksi :
Q = C.M (Tf – T1) + w (Tf -  T1)
    = 4,184 . 20 (33 – 30) + 52,997 (33 – 29,5)
    = 251,04 + 185,489
    = 436,529 J


IX.             PEMBAHASAN

A.    Penentuan tetapan kalorimeter

Pada percobaan ini, dianjurkan membuat kalorimeter sederhana, yang memungkinkan dapat digunakan pada percobaan yang dilakukan. Percobaan menggunakan gelas ukur sebanyak 20ml yang kemudian dimasukkan ke dalam kalorimeter. Kalorimeter yang telah diisi air suling ditutup dan suhu air suling tersebut dicatat. Suhu air dingin yang didapat adalah 28˚C. Kemudian air suling diukur suhunya diperoleh suhu 60-70˚C air suling yang dipanaskan diperoleh suhunya 67,5˚C. Dengan segera air yang dipananskan tadi dimasukkan kedalam kalorimeter dan diukur suhunya setiap 15 detik senbanyak 5 kali. Sehingga didapat suhu campuran 43˚C.
        



 Tetapan kalorimeter yang didpatkan yaitu :
Diketahui :                   C = 4,184 J/g˚C
                                    Mp = 20ml
                                    Tp = 67,5˚C
                                    Tm = 43˚C
                                    Md = 20ml
                                    Td = 28˚C
Ditanya w.........?

C . Mp(Tp – Tc) = C Md (Tc – Td) + w(Tc – Td)
4,184 . 20(67,5 – 43) = 4,184 . 20(43 – 28) + w (43 – 28)
W =
W =  = 52,997 J/˚C

B.     Penentuan ΔH netralisasi untuk reaksi asam – basa

Kalorimeter yang digunakan tadi segera dikeringkan. Pada percobaan kali ini diperintahkan terlebih dahulu untuk mengencerkan asam dan basa pekat. Langkah pertama, dilakukan pengukuran suhu terhadap larutan HCl yaitu 33˚C dan NaOH = 30˚C dalam sebanyak 20ml masing-masing untuk penentu ΔH netralisasi reaksi asam basa, menggunakan persamaan: Qrx = C.Mtotal (Tf – T1) + w (Tf -  T1)
ΔHrx =
Dimana                        C = 4,184 J/g˚C
                                    Mtotal = 10ml HCl + 10ml NaOH 1M
                                    Tf = 33
                                    Ti = 30
Ditanya Qrx dan ΔHrx...?
Jawab:                         Qrx      = C.Mtotal (Tf – T1) + w (Tf -  T1)
                                                = 4,184 . (20) (33-30) + 52 (33-30)
                                                = 251,04 + 158,991
                                                = 410,03 J
                                   
                                    ΔHrx   = 
                                                = 
                                                                        = -10250,775 J

X.                Diskusi
A.    Penentuan tetapan kalorimeter

Pada tetapan kalorimeter menggunakan hukum “asas black” yaitu:
                                    Qlepas = Qterima
Mp . Cp . ΔT = Md . Cd (Tm-Td) + w(Tm-Td)
20 . 4,184 . (70-44) = 20 . 4,184 . (44-28) + w (44-28)
83,68(26) = 83.68(16) + w (16)
W =
    =  = 52,3 J/˚C


XI.             Pertanyaan pasca praktek
1.      Ubtuk reaksi asam basa dalam prosedur B, berapa ΔH netralisasi bila anda segera salah menganggap bahwa kalor yang diterima kalorimeter adalah nol?
Jawab: ΔHrx                = 
                                    = 
                                                            = -10250,775 J
2.      Apa pengaruhnya terhadap ΔH netralisasi bila yang direaksikan dengan NaOH 1M ialah HCl dengan konsentrasi lebih dari 1M? Jawab: tidak berpengaruh, karena ∆H bereaksi digunakan yaitu mol yang bereaksi dan yang bereaksi adalah mol NaOH yaitu 0,04 mol. Jadi ∆Hrks dengan Hcl= 1M, ∆Hrks dengan Hcl >1M. hal tersebut mungkin saja terjadi pada ∆H netralisasi bila direaksikan dengan NaOH 1M ialah HNO3 dengan konsentrasi lebih dari 1,0M maka ∆Hrks dengan HNO3 1M, ∆Hrksdengan HNO3>1M.

3.       Tunjukkan bahwa kalor reaksi dari pasanagan berikut :
a.       NaOH + HCl
b.      NaOH + HOAc
c.       HCl + NaOH
Dapat digunakan untuk menggambarkan hukum hess. Kumpulkan dari praktikan kalian dan hitunglah ΔHrx teoritis untuk reaksi(a). Apakah hasilnya cocok dengan angka hasil percobaan?
CH3COOH + NaOH        CH3COONa + H2O
CH3COONa + HCl                      CH3COOH + NaCl

NaOH + HCl                    NaCl + H2O


NaOH + HCl                    NaCl + H2O               ΔH = -15,59Kg
CH3COONa + NaCl        CH3COOH + HCl      ΔH = -42,53Kg
                                                                                                                        
NaOH + CH3COOH        CH3COONa + H2O

Secara teori ΔH1 = ΔH2 + ΔH3 , tetapi dalam percobaan ini
ΔH3 = ΔH1 + ΔH2 atau ΔH1 ≠ ΔH2 + ΔH3


4.      Simpulkan harga ΔH netralisasi untuk asam dan basa dengan kekuatan yang berrbeda-beda?
Jawab: asam – basa yang berbeda akhirnya harus berkaitan dalam memberi atau menangkap proton H+. Basa kuat akan mengionisasi secara sempurna akan menghasilkan OH-. Pada asam ilmiah dengan basa yang ionisasi molekul asam dan basa yang tidak terjadi sempurna/ asam kuat akan mengalami ionisasi sempurna dan dalam larutan pelarut air.
Kekuatan asam yang mengandung oksigen yang paling sedikit 1 ikatan E-O-H dan salah satu ikatan E-O.





XII.          Kesimpulan

1.      Kalor reaksi dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut kalorimeter
2.      Dengan menggunakan kalorimeter didapatkan analisis dan data tetapan kalorimeter yaitu 52,997 J/˚C
3.      Untuk menentukan tetapan calorimeter maka dibutuhkan data bobot suatu zat, kalor jenis zat tersebut. Temperatur zat tersebut persamaan menentukan tetapan calorimeter berdasarkan asas black yaitu Qlepas = Qterima.
4.      Persamaan kalor reaksi dapat dilakukan dengan menggunakan:
a. Hukum Hess
b. Data entalpi pembentukan standar
c. Energi ikatan rata-rata







XIII.       Daftar Pustaka

Afkins,P.W.1999. Kimia Fisika Edisi 4 Jilid 1. Oxford : University Pers

Epinur, dkk.2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jambi: Universitas Jambi

Suwandi, W.1985. Kimia Fisika. Jakarta : Pt. Bina Aksara

Sudiono,Sri.1990. Kimia Fisik Dan Soal Soal. Jakarta: Universirtas Indonesia

Syukri.1999. Kimia Dasar. Bandung : Institut Teknologi Bandung

0 Response to "Laporan Praktikum Kimia Dasar-TERMOKIMIA DAN HUKUM HESS"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel