LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PERBANDINGAN SENYAWA KOVALEN & IONIK



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PERBANDINGAN SENYAWA KOVALEN & IONIK


DISUSUN OLEH :
SONI AFRIANSYAH
RSA1C115003

DOSEN PENGAMPU
DRS.EPINUR,M.SI
AFRIDA,S.SI.,M.SI

ASISTEN DOSEN
ABDUL HAKIM
RONI SYAHPUTRA

PENDIDIKAN KIMIA PGMIPA-U
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016





PERCOBAAN 11

I. JUDUL
Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

II. HARI  / TANGGAL
Selasa , 03 Maret 2016

III. TUJUAN
Adapun Tujuan Dalam Praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:
a.       Dapat Mengenal perbedaan antara senyawa kovalen dan ionik
b.       Dapat Mempelajari jenis ikatan dan struktur molekul yang mempengaruhi senyawa langsung
c.       Dapat Membandingkan sifat fisis dan kimia beberapa pasang isomer
d.       Dapat Mempersiapkan diri untuk memasuki praktikum kimia organik

IV. PERTANYAAN PRA PRAKTEK
1.      Apa sebabnya air disebut molekul polar?jelaskan dwikutub air berdasarkan bentuk molekulnya.
Jawab:karena air dapat melarutkan senyawa ionik. Air membentuk ikatan yang kuat dengan ion
              a)OH2                                                                B)H
                   OH2  M+  OH2                                  H          O
                        OH2                        H                            H                          
                                                                     O                                     H   X-              H           O
2.      Tuliskan beberapa perbedaan antara senyawa ionik dan kovalen
Jawab:Senyawa ionik:--mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi
                                     --pada suhu kamar berwujud padat
                                    --dalam keadaan murni bersifat konduktor
                                    -- larut dalam pelarut polar
                                    --terjadi antara unsur logam dengan unsur non logam
            Senyawa kovalen:--mempunyai titik didih dan titik leleh rendah
                                          --mempunyai tiga wujud yaitu padat,cair,dan gas
                                            --dalam keadaan murni bersifat isolator
                                            --larut dalam pelarut non polar
                                       -- terjadi antara unsur non logam dan non logam

3.      Gambarkan struktur isomer dari C3H6Cl2.Apakah setiap isomer mempunyai jumlah ikatan yang sama?berapa jumlahnya?
Jawab:                                    CL                       CL        CL


 
            CH3         CH2            CH           CH3           CH        CH2


 
                                               CL       
            1,1 – dikloro propana                          1,2 dikloro propana
                
               CL   
CH3        C       CL

               CL
2,2 –dikoro propana

4.      Diantara senyawa-senyawa berikut ini:MgCl2, C4H10, SO3, Li2O, C3H8, PCl3,HCl. Tentukan mana senyawa ionik dan mana senyawa kovalen.
Jawab:ionic:MgCl2 dan Li2O
            Kovalen:C4H10,SO3,C3H8,PCl,HCl

5.      Gambarkan ikatan rantai lurus dan siklik dari C4H8.
Jawab:
              CH3          CH  = CH      CH3    (2- butena)
                        Rantai lurus
            CH2        CH2






 
            CH2         CH2
                Rantai siklik

V. LANDASAN TEORI
            Perbedaan fisik yang paling mencolok antara senyawa kovalen ionik terdapat pada titik leleh,kelarutan, dan hantaran listriknya. Ketiga perbedaan ini umumnya  disebabkan oleh kekuatan ikatan ionik yang lebih besar daripada ikatan kovalen.
            Senyawa ionik sebagian besar larut dalam air karena molekul air yang polar membentuk ikatan yang kuat dengan ion-ion. Bagian negatif dari oksigen pada molekul air berinteraksi dengan kation(M+) dan bagian dari hidrogen berinteraksi dengan anion(X-) seperti gambar:                                                     H
            s-                                 OH2                              H                     H        O          H
            O                       H2O     M+      OH2
  H                   HS+                       OH2                              O               H                       X-       H        O

            Sejalan dengan bertambahnya interaksi antara molekul air dengan ion banyak ikatan antara ion dengan ion tetangganya dalam struktur kristal semakin lemah, dan akhirnya ion hidrat terlepas kedalam larutannya. Senyawa kovalen larut dalam pelarut non polar, tetapi tidak dalam air kecuali apabila molekulnya membentuk ikatan hidrogen dengan air. Senyawa organik mengandung oksigen dengan 4 atom karbon atau kurang biasanya larut dalam air karena terbentuk ikatan hidrogen seperti dibawah ini:
O-H
                       
H                                 H                                            
®
®         CH 2 =O . . .H    O              CH3        C        CH3
®
        CH3         O       H
            Unsur karbon sangat unik,karena adanya ikatan y berulang dengan sesamanya membentuk senyawa berantai lurus atau lingkar y stabil. N-heksana,C6H12 dan sikloheksana,C6H12,merupakan contoh-contoh dari molekul rantai lurus dan lingkar beranggotakan 6 atom C.
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
n-heksana
satu senyawa rantai lurus
            Isomer adalah molekul dengan rumus molekul yang sama tetapi berbeda struktur molekulnya(maksudnya,penataan atom-atom dalam molekulnya berbeda).(Tim Kimia Dasar.2013:77-78)

            Dalam kristal ion,setiap ion menimbulkan gaya tarik dengan beberapa ion disekelilingnya. Demikian pula ion dengan muatan yang sejenis akan saling bertolakan. Sulit menentukan kekeuatan bersih gaya-gaya di dalam kristal ion. Besarnya gaya ini berhubungan energi kisi(catice energi). Energi kisi adalah besarnya energi yang dilepaskan. Jika ion-ion positif dan negatif yang terpisah di ionkan untuk berdekatan membentuk kristal ion yang tersusun dari 1 mol unit rumus suatu senyawa.
            Gaya tarik dianatara sepasang ion yang bermuatan berlawanan meningkat dengan semakin meningkatnya muatan ion atau semakin menurunnya ukuran ion. Energi kisi pada kebanyakan senyawa ion cukup besar sehingga ion-ion tidak mudah melepaskan diri begitu saja dan berubah kefase gas. Padatan ion tidak menyublim pada suhu kamar. Semua padatan ion dapat melekat jika diberi cukup energi panas untuk menghancurkan struktur kristal. Pada umunya semakin tinggi energi kisi, semakin tinggi titik lelehnya.(Petruci.1987:27)
                  Menurut Syukri(1999)Senyawa ion yang terbentuk dari ion positif dan negatif tersususun  selang – seling membentuk molekul raksasa tersebut akan mempunyai sifat tertentu, yaitu:
                                                            1.      Titik lebur dan titik didih,  daya tarik antara ion positif dan negatif dalam senyawa ion cukup besar, satu ion berikatan dengan beberapa ion yang muatannya berlawanan. Akibatnya, titik lebur dan titik didih senyawa ion lebih tinggi.
                                                            2.      Kelarutan, pada umumnya senyawa ion larut dalam pelarut polar ( seperti air dan amonia ), karena sebagian molekul pelarut menghadapkan kutub negatifnya ke ion positif, dan sebagian lagi menghadapkan kutub positifnya ke ion negatif, akhirnya ion – ion terpisah satu sama lain )
                                                            3.      Hantaran listrik, hantaran listrik terjadi bila medium mengandung partikel bermuatan yang dapat bergerak bebas, seperti elektron dalam sebatang logam, senyawa ion berwujud padat, tidak menghantarkan listrik, karena ion posittif dan negatif terikat kuat satu sama lain. Akan tetapi cairan senyawa ion akan menghantarkan lisrik karena ion – ionnya menjadi lepas dan bebas. Senyawa ion juga dapat menghantarkan listrik, bila larut dalam pelarut polar ( senyawa misalnya air ) karena terionisasi
                                                            4.      Kekerasan, Karena kuatnya ikatan antara ion positif dan negatif, maka senyawa ion berupa padatan keras dan berbentuk kristal, permukaan kristal itu tidak mudah digores atau digeser.
         Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik antar partkel -  partikel yang berikatan. Atom unsur yang sangat elektropositif dapat melepaskan 1 atau 2 elektron yang terdapat pada kulit terluarnya dan atom unsur yang elektronegatif dapat menerima 1 atau 2 elektron yang dilepaskan oleh atom unsur yang elektropositif. Istilah polar kadang – kadang dipergunakan sebagai penggani istilah elektrovalen. Menurut Lagmuir, senyawa yang terbentuk karena adanya serah terima elektron pada atom – atom pembentuknya disebut senyawa elektrovalen atau senyawa ionis, dan ikatan pada senyawa tersebut dinamakan ikatan elektrovalen, atau ikatan ionis. Pada suhu kamar, senyawa ionis terdapat dalam bentuk kristal yang disebut kristal ion. Kristal ion tersebut terdiri dari ion – ion positif dan ion – ion negatif ( Syarifuddin, 1994 ).
Menurut Lewis, Langmuir, Kosel, suatu atom berikatan dengan atom – atom lain dan membentuk senyawa, maka atom – atom tersebut mengalami perubahan yang sedemikian rupa sehingga mempunyai konfigurasi elektron yang menyerupai konfigurasi elektron yang menyerupai elektron gas mulia ( Syarifuddin, 1994 ).
Unsur yang cenderung menerima elektron atau nilai keelektronegatifannya ≥ 2,0 disebut unsur elektronegatif. Unsur ini terletak pada bagian atas dan kanan blok p pada sistem periodik dan ditambah hidrogen. Kecenderungan unsur elektronegatif menerima elektron disebabkan adanya dorongan untuk mencapai kestabilan, agar elektron valensinya seperti gas mulia ( Syukri, 1999 ).
Ikatan ion merupakan ikatan antara ion – ion positif dan ion – ion negatif, yang terjadi karena partikel yang muatannya saling berlawanan akan mengakibatkan terjadinya tarik menarik antar ion – ion tersebut . Ion positif dan ion negatif akan terbentuk apabila terjadi serah terima elektron antar atom   (Syarifuddin, 1994 ).
         Dua unsur  ( satu cenderung melepas elektron dan yang lain cenderung menerima), bila bersentuhan belum tentu menjadi senyawa ion, sebab bergantung pada tingkat energi sebelum dan sesudah reaksi. Senyawa ion bukanlah sederhana, tetapi merupakan molekul raksasa yang terbentuk dari ion positif dan negatif yang selang – seling sedemikian rupa hingga teratur ( Syukri, 1999 ).
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terjadi antara dua atom dengan pemakaian bersama – sama. Brom, karbon dioksida, Heksana, Amoia, dan etil alohol merupakan contoh dari senyawa – semnyawa kovalen. Titit leleh dan titik didih senyawa kovalen cenderung lebih rendah daripada senyawa ion. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa untuk melelehkan dan manguapkan suatu zat padat maupun cairan molekul hanya membutuhkan energi secukupnya untuk menglahkan energi gaya tarik Van der waals antar molekul (Audrey,1991).
Sebagai syarat pembentukan molekul menurut teori orbital molekul adalah bahwa orbial yang terlibat dalam pembentukan ikatan harus hanya berisi satu elektron. Dua atom yang akan terikat harus mempunyai kedudukan sedemikian rupa hingga satu orbital yang terisi satu elektron mengalami overlap atau saling tindih dengan orbital yang lain. Bila hal ini terjadi, maka dua orbital bergabung untuk membentuk orbital ikatan tunggal yang ditempati oleh dua elektron. Dua buah elektron yang menempati orbital harus mempunyai arah spin yang berlawan, yaitu berpasangan.Makin besar overlap orbital – orbital atom, makin kuat ikatan yang terbentuk. Ikatan inilah yang seing disebut ikatan kovalen ( Hardjono, 1987).
Satu atau lebih pasangan elektron disero oleh kedua atom. Ketika elektron – elektron ini megelilingi atom – atom tersebut, elektron menghabiskan waktu lebih lama diantara kedua atom itu, dibandingkan dengan tempat lainnya, sehingga menghasilkan gaya tarik. Contohnya H2 , molekul hidrogen yang elektron – elektronnya dimiiki bersama oleh kedua proton lebih dari cukup menyetimbangkan repulsi langsung disekitarnya. Jika proton berdekatan, akan tetapi repulsinya menjadi dominan dan molekulnya tidak stabil( Arthur,1987 ).
      Menurut Antony.(1992:8-10) Ikatan kovalen dihasilkan oleh sejumlah atom yang berpasangan elektron. Molekul adalah spesies netral yang terdiri dari dua atau lebih atom yang sama atau berbeda yang dihubungkan oleh ikatan kovalen.
1.      Ikatan kovalen tunggal
Ikatan kovalen tunggal dihasilkan oleh pasangan elektron valensi patungan. Kadang-kadang pasangan elektron pada ikatan tunggal ditunjukan dengan garis. Sebagaimana dalam H-H untuk hidrogen.Notasi untuk jenis dinamakan rumus struktur,yaitu rumus kimia yang menunjukan susunan atom dengan molekul.
2.      Ikatan kovalen ganda dua atau ganda tiga
Atom dapat berpatungan dari sepasang elektron untuk mencapai konfigurasi. Elektron gas mulia yang mantap. Atom karbon mempunyai 4 elektron valensi dan perlu 4 lagi untuk mencapai konfigurasi gas mulia.Molekul C02 mengandung 2 elektron oksigen yang masing-masing berpatungan sebanyak 2 elektron dengan karbon membentuk dua ikatan ganda dua karbon-oksigen.                                                

Menurut Achmad,Hiskia(1993:257-259) Yang dimaksud dengan ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dengan ion negatif dalam pembentukan suatu persenyawaan. Gaya tarik menarik ion positif dan ion negatif itu disebabkan oleh adanya gaya elektrostatik.
       Contoh:Na+  + cl-                        NaCl
                     Ba2+   + S2-                     BaI

            Umumnya senyawa ion terdiri dari logam sebagai kation(ion positif) dari sisa asam atau hidroksil sebagai anion(ion negatif). Misalnya, Ni(OH)2, Fe(No)3, CaF2. Senyawa ion yang padat terbentuk dari gaya tarik menarik yang kuat antara muatan listrik yang berlawanan disebut ikatan ion.
Oleh karena itu senyawa ion memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1.      Senyawa ion yang padat tidak mudah menguap dan memunyai titik didih yang tinggi(600 sampai 200C)
2.      Senyawa ion yang padat tidak menghantar listrik karena ion-ion yang bermuatan listrik itu telah terpaku kokok dalam posisi tertentu didalam ksis-kisi
3.      Umumnya(tidak semua) senyawa ion larut dalam pelarut polar, sebaliknta senyawa ion tidak larut dalam pelarut non polar.

Menurut Sutresna(2007:111-112)Bergabungnya atom dengan atom tidk selalu melalui terbentuknya ion seperti telah diterangkan dalam ikatan ion. Atom satu dengan atom lainnya dapat pula bergabung melalui kerja sama atau pemakaian elektron valensi bersama dalam upayanya membentuk konfigurasi gas mulia(kaidah duplet dan oktet).
Contoh:
Cl  +  Cl

            Masing-masing atom karbon telah memenuhi kaidah oktet dan masing-masing hidrogen telah memenuhi kaidah duplet.
Senyawa kovalen mengalami pengutipan jika:
a.       Terdiri dari dua atom y tak senama
b.      Terdiri dari tiga atom atau lebih yang memiliki pasangan elektron bebas dalam struktur yang tak seimbang
Suatu senyawa kovalen tidak mengalami pengutipan jika:
a.       Terdiri dari atom-atom senama
b.      Mempunyai struktur molekul yang seimbang
Ikatan ion terbentuk jika terjadinya perpindahan elektron di antara atom untuk membentuk partikel yang bermuatan listrik dan mempunyai daya tarik-menarik. Daya tarik menarik di antara ion-ion yang bermuatan berlawanan merupakan suatu ikatan ion. Ikatan kovalen terbentuk dari terbaginya (sharing) elektron di antara atom-atom. Dengan perkataan lain, daya tarik-menarik inti atom pada elektron yang terbagi di antara elektron itu merupakan suatu ikatan kovalen ( Brady, 1999 ).
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atomatau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomikmenjadi stabil. Penjelasan mengenai gaya tarik menarik ini sangatlah rumit dan dijelaskan oleh elektrodinamika kuantum. Dalam prakteknya, para kimiawan biasanya bergantung pada teori kuantum atau penjelasan kualitatif yang kurang kaku (namun lebih mudah untuk dijelaskan) dalam menjelaskan ikatan kimia. Secara umum, ikatan kimia yang kuat diasosiasikan dengan transfer elektron antara dua atom yang berpartisipasi. Ikatan kimia menjaga molekul-molekul, kristal, dan gas-gas diatomik untuk tetap bersama. Selain itu ikatan kimia juga menentukan struktur suatu zat ( John, 2009 ).
Kekuatan ikatan-ikatan kimia sangatlah bervariasi. Pada umumnya, ikatan kovalen dan ikatan ion dianggap sebagai ikatan "kuat", sedangkan ikatan hidrogen dan ikatan van der Waalsdianggap sebagai ikatan "lemah". Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa ikatan "lemah" yang paling kuat dapat lebih kuat daripada ikatan "kuat" yang paling lemah ( John, 2009 ).
Atom H hanya memiliki satu elektron dan satu proton. Karena itu atom H tidak stabil.Untuk mencapai kestabilan, atom H membentuk duplet dengan sesamanya, menjadi H2. Ikatankovalen seperti pada H2 digolongkan ikatan kovalen non polar, karena keelektronegatifan sama, pasangan elektron terdapat tepat ditengah. Jadi molekul H2 netral, tidak memiliki kutub. Karena dalam molekul H2 terdapat satu ikatan kovalen, maka H2 dikelompokkan ke dalam senyawa yang berikatan kovalen tunggal yang bersifat non polar (Karliana, 2011).
Dalam gambaran yang paling sederhana dari ikatan non-polar atau ikatan kovalen, satu atau lebih elektron, biasanya berpasangan, ditarik menuju sebuah wilayah diantara dua inti atom. Gaya ini dapat mengatasi gaya tolak menolak antara dua inti atom yang positif, sehingga atraksi ini menjaga kedua atom untuk tetap bersama, walaupun keduanya masih akan tetap bergetar dalam keadaan kesetimbangan. Ringkasnya, ikatan kovalen melibatkan elektron-elektron yang dikongsi dan dua atau lebih inti atom yang bermuatan positif secara bersamaan menarik elektron-elektron bermuatan negatif yang dikongsi ( John, 2009 ).
Dua atom yang berdekatan satu sama lainnya akan membentuk ikatan. Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dan negatif. Atom yang melepaskan elektron akan menjadi ion positif, sebaliknya yang menerima akan menjadi ion negatif. Senyawa ion yang terbentuk dari ion positif dan negatif tersusun selang seling membentuk molekul raksasa ( Syukri, 1999 ).
Semua bentuk ikatan dapat dijelaskan dengan teori kuantum, namun dalam prakteknya, kaidah-kaidah yang disederhanakan mengijinkan para kimiawan untuk memprediksikan kekuatan, arah, dan polaritas sebuah ikatan. Kaidah oktet (Bahasa Inggris: octet rule) dan teori VSEPR adalah dua contoh kaidah yang disederhanakan tersebut. Ada pula teori-teori yang lebih canggih, yaitu teori ikatan valensyang meliputi hibridisasi orbitaldan resonans, dan metode orbital molekul kombinasi linear orbital atom(Bahasa Inggris: Linear combination of atomic orbitals molecular orbital method) yang meliputi teori medan ligan. Elektrostatikadigunakan untuk menjelaskan polaritas ikatan dan efek-efeknya terhadap zat-zat kimia ( John, 2009 ).
Spekulasi awal dari sifat-sifat ikatan kimia yang berawal dari abad ke-12 mengganggap spesi kimia tertentu disatukan oleh sejenis afinitas kimia. Pada tahun 1704, Isaac Newton menggarisbesarkan teori ikatan atomnya pada "Query 31" buku Opticksnyadengan mengatakan atom-atom disatukan satu sama lain oleh "gaya" tertentu ( John, 2009 ).
Hasil kerja ini menunjukkan bahwa pendekatan kuantum terhadap ikatan kimia dapat secara mendasar dan kuantitatif tepat. Namun metode ini tidak mampu dikembangkan lebih jauh untuk menjelaskan molekul yang memiliki lebih dari satu elektron. Pendekatan yang lebih praktis namun kurang kuantitatif dikembangkan pada tahun yang sama oleh Walter Heitler and Fritz London. Metode Heitler-London menjadi dasar dari teori ikatan valensi. Pada tahun 1929, metode orbital molekul kombinasi linear orbital atom(Bahasa Inggris: linear combination of atomic orbitals molecular orbital method), disingkat LCAO, diperkenalkan oleh Sir John Lennard-Jones yang bertujuan menurunkan struktur elektronik dari molekul F2 (fluorin) dan O2 (oksigen) berdasarkan prinsip-prinsip dasar kuantum ( John, 2009 ).
Persamaan ikatan elektron pada multielektron tidak dapat diselesaikan secara analitik, namun dapat dilakukan pendekatan yang memberikan hasil dan prediksi yang secara kualitatif cukup baik. Kebanyakan perhitungan kuantitatif pada kimia kuantum modern menggunakan baik teori ikatan valensi maupun teori orbital molekul sebagai titik awal, walaupun pendekatan ketiga, teori fungsional rapatan (Bahasa Inggris: density functional theory), mulai mendapatkan perhatian yang lebih akhir-akhir ini
( Dody, 2009 ).
Sifat senyawa ion beberapa sifat senyawa ion yang penting adalah sebagai berikut: larutan atau leburannya dapat menghantarkan arus listrik, mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi, sangat keras dan getas, pada umumnya larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar ( Baroroh, 2004).
                    Sifat senyawa kovalen sifat-sifat senyawa kovalen antara lain kebanyakan menunjukkan titik leleh rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan atau gas, larut dalam pelarut non polar dan sedikit larut dalam air, sedikit menghantarkan listrik, mudah terbakar dan banyak yang berbau ( Syukri, 1999 ).
Menurut  Petrucci(1987) Perbedaan antara senyawa ion dan senyawa kovalen terletak pada :
1.      Pada senyawa ion, titik leleh rendah, sdangkan pada senyawa kovalen titik leleh tinggi.
2.      Senyawa ion larut dalam air dan hanya sebagian yang larut dalam pelarut no polar, sedangkan pada senyawa kovalen, larut dalam pelarut non polar, namun hanya sebagian yang larut dalam air.
3.      Senyawa ion pada suhu kamar berupa padatan, sedangkan senyawa kovalen dalam suhu kamar, berupa gas atau cairan.
4.      Senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik., sedangkan senyawa kovalen hanya sebagian yang dapat menghantarkan arus listrik.
5.      Senyawa ion dapat terbakardan tidak berbau, sedangkan pada senyawa kovalen dapat terbakar dan berbau.


VI. ALAT dan BAHAN
  1. ALAT
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagi berikut:
1.      Tabung kapiler
2.      Termometer
3.      Tabung reaksi
4.      Sudip
5.      Bunsen
  1. BAHAN
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagi berikut:
                                                            1.      NaCl
                                                            2.      KI
                                                            3.      MgSO4
                                                            4.      (CH3)2CHOH
                                                            5.      C10H8
                                                            6.      C6H4Cl2
                                                            7.      CaCl4
                                                            8.      Naftalen
                                                            9.      P-dikloro benzena
                                                        10.      Logam natrium
                                                        11.      Isopropil alkohol
                                                        12.      N-heksana
                                                        13.      Siklo heksana
                                                        14.      n-dekana
                                                        15.      n-dekana
                                                        16.      t-butil alkohol
                                                        17.      0- dikloro benzena
                                                        18.      Air
                                                        19.      Eter


VII.PROSEDUR KERJA
Adapun Prosedur Kerja dalam praktikum ini adalah sebagi berikut:
         


A.       Perbandingan Titik Leleh                   
b)      .Senyawa Senyawa Kovalen


Horizontal Scroll: Disusun radas seperti gambar di samping
 


      








 





       Disiapkan tabung kapiler. Diamsukan serbuk kedalamnya dari senyawa yang akan diamati.
       Dibalikkka kapiler dan diketuk perlahan.
       Diikatkan pipa kapiler pada thermometer dengan karet gelang.
Horizontal Scroll: penangas      
      



 
Dipanaskan penangas sehingga Hg dalam thermometer naik
Diaduk airnya.
Diamati dan dicatat suhu pada saat mulai meleleh.
Percobaan bisa diulangi apabila pengamatn kurang tepat.


Horizontal Scroll: Hasil
 


b.      Senyawa Ionik
                   Tidak dapat menetukan titik leleh senyawa ionic dengan radas seperti pada percobaan 1.a untuk itu digunakan handbook dan dicatat titik leleh senyawa ionic dari NaCl, KI dan MgSO4.

Horizontal Scroll: Enam buah tanbung reaksi       B.       Perbandingan Kelarutan

     


 
      Dimasukan senyawa isopropil alcohol atau propil alkhol kira kira 0,5 gr
      Dimasukan iml air, diaduk dan diamati
Horizontal Scroll: hasil      Diulangi percobaan dengan menggunakan karbon tetra klorida sebagai pelarut.




C.    Senyawa Karbon berantai lurus dan lingkar


 




                                                                                    Dibandingkan sifat fisisnya.
Dibandingkan kekentalanya dengan meneteskan senyawa tadi dengan pipet tetes.


Horizontal Scroll: Hasil
 











Horizontal Scroll: o-dikloro benzena dan p-dikloro  benzenaD. Isomer




 
                                                                                    Dibandingkan dan dicatat baunya
Horizontal Scroll: n-butyl alcohol dan t-butyl alkohol                                                                                   




 
                                                                                    Dibandingkan sifat kimianya.
Dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dimasukkan sepotong kecil logam natrium.
Dicatat laju pembentukannya dan setelah itu tuangkan alcohol dan logam natrium tersebut kedalam gelas piala lain.
 



                                                                                    Dicatat baunya


Horizontal Scroll: Hasil
 














VIII.DATA PENGAMATAN
a.       Perbandingan titik leleh
No.
Langkah Percobaan
Hasil Pengamatan
1.
Urea [(NH2)2CO] dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan termometer dimasukkan.
Urea berbentuk padatan
2.
Tabung reaksi dipanaskan di atas api spritus.
Urea  meleleh
3.
Suhu dicatat saat contoh urea mulai meleleh dan suhu saat seluruh contoh urea telah meleleh.
Percobaan I : T1= 500C  dan T2 =  920C
P  Percobaan II : T1= 430C dan T2 =  850C


4.
5.


Percobaan diulangi untuk naftalena.
Kisaran titik leleh dicatat untuk tiap senyawa mengulangi pengamatan dua kali.
T rata-rata:T1 = 46,50C dan T2 = 88,5°C
Percobaan I : T1= 340C dan T2 =  640C
P  Percobaan II : T1=450C dan T2 =  910C
T rata-rata:T1 = 39,50C dan T2 = 77,50C

b.      Perbandingan kelarutan

Senyawa
Kelarutan
Dalam air
Dalam CCl4
Urea
Larut
Tidak larut
Naftalena
Tidak larut
Larut
NaCl
Larut
Tidak larut
KI
Larut
Tidak larut
MgSO4
Larut
Larut
Isopropil alcohol
Larut
Tidak larut


IX.PEMBAHASAN
              Dalam percobaan ini dilakukan  pengujian perbandingan titik leleh, kelarutan, dan daya hantar listrik, untuk dapat membandingkan perbandingan sifat senyawa ionik dan senyawa kovalen. Dalam menentukan suatu senyawa tersebut senyawa ionik ataupun kovalen, kita tidak bisa hanya dengan melihat salah satu sifatnya saja, tetapi kita juga harus melihat keseluruhan dari sifat – sifat tersebut, Karena ada sebagian sifat  dari senyawa ionik yang dimiliki senyawa kovalen, agar kita dapat membedakan kedua senyawa tersebut, kita melakukan percobaan di bawah ini :

1.  Perbandingan titik leleh
        Praktikum kali ini kita melakukan percobaan untuk mengetahui perbandingan sifat senyawa ion dan senyawa kovalen. Disini kita menggunakan beberapa bahan, diantaranya yaitu  urea, naftalena, NaCl, KI, MgSO4 dan Isopropil alkohol. Disini kita akan melakukan beberapa percobaan untuk mengetahui kelarutan , titik leleh, dan daya hantar listrik dari berbagai macam tersebut dan kita dapat membandingkan atara senyawa kovalen yang terdiri dari isopropil alkohol dan naftalen. Kemudian untuk senyawa ion yaitu urea,  NaCl, MgSO4, KI.
            Dari hasil percobaan perbandingan titik leleh senyawa kovalen, dengan memanaskan senyawa seperti urea dan naftalena, maka didapatkan beberapa perbedaan pada perbandingan titik leleh, sehingga dari nilai-nilai tersebut didapatkan kisaran titik leleh urea antara 46,5ºC-88,5°C. Namun dengan literatur yang saya ambil dari internet (John 2009) titik lelehnya jauh berbeda yaitu 132oC -1330C.
            Adapun untuk naftalena, kisaran titik lelehnya yaitu antara 39,5-77,5ºC. Jauh berbeda dengan literatur (John 2009) titik lelehnya yaitu 600C sampai 1100C. Perbedaan perbandingan titik leleh hasil percobaan dengan literatur titik leleh disebabkan  oleh beberapa faktor diantaranya yaitu ketidaktepatan penelitian yang dilakukan saat percobaan kemudian ketidaktepatan data hasil percobaan, dan pada saat pencucian  tabung reaksi yang akan digunakan masih ada zat yang tersisa (belum benar-benar bersih) dan kering. Seharusnya praktikan harus teliti dalam hal kebersihan karena sangat berpengaruh terhadap percobaan.
Titik leleh senyawa ion jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan senyawa kovalen, hal ini disebabkan oleh ikatan antara ion-ion dengan gaya elektrostatis sangat kuat dengan susunan kristal yang tertentu dan teratur. Data yang telah didapatkan dari literatur (Brady 1999) tentang titik leleh senyawa ion adalah sebagai berikut : NaCl mencair pada kisaran suhu 801oC sampai 804oC. KI meleleh pada suhu 681oC. MgSO4 meleleh pada suhu 1124oC.
Dari percobaan ini kita dapat mengetahui bahwa ikatan molekul pada ikatan kovalen lebih lemah dibandingkan ikatan molekul pada ikatan ionik. Hal ini ditinjau dari titik leleh ikatan kovalen yang lebih kecil daripada titik leleh pada ikatan ionik. Karena titik leleh ikatan kovalen relatif kecil maka atom-atom yang saling berikatan mudah lepas atau terurai, dapat dikatakan bahwa ikatan molekulnya lemah sehingga mudah meleleh. Sebaliknya ikatan ion yang memiliki titik leleh yang tinggi dikarenakan ikatan antar atom pada ikatan ion sangat kuat sehingga sulit untuk diuraikan atau dilelehkan.

2.    Perbandingan Kelarutan
Pada percobaan ini selain untuk mengetahui titik leleh juga dilakukan percobaan untuk mengetahui kelarutannya. Dalam hal ini kita menggunakan dua macam pelarut yaitu air yang memiliki sifat polar dan pelarut CCl4 yang merupakan pelarut non polar. Pertama-tama kita ambil beberapa banyak urea kira-kira seujung sudip dimasukkan dalam tabung reaksi yang sudah berisi pelarut. Tabung reaksi pertama berisi air dan tabung reaksi kedua berisi CCl4. Kemudian di kocong perlahan sampai terjadi perubahan di kedua tabung reaksi. Catat pengamatan di laporan sementara.
Kemudian cara yang sama dilakukan juga untuk bahan-bahan yang lain. Untuk bahan yang sediaannya kristal dilakukan pengocokan yang seksama dan perlahan hingga beberapa saat karena sediaannya kristal jadi lebih sukar cepat larut dari pada sediaan yang serbuk. Dari data perbandingan kelarutan antara senyawa ion dengan senyawa kovalen diperoleh bahwa urea larut dalam pelarutnya (air) tetapi dalam senyawa CCl4 tidak larut. Begitu pula untuk senyawa-senyawa NaCl, KI, MgSO4 , dan Isopropil Alkohol yang juga larut dalam air dan tidak larut dalam senyawa CCl4.
Secara umum  dan dilihat dari literatur yang saya baca melalui internet (John, 2009) senyawa kovalen larut dalam non-polar seperti senyawa naftalena, dan isopropil alkohol. Sedangkan senyawa ion pada umumnya larut dalam pelarut polar (seperti air dan amonia), karena sebagian molekul pelarut menghadapkan kutub negatifnya ke ion positif dan sebagian lagi menghadapkan kutub positifnya ke ion negatif. Akhirnya, ion-ion terpisah satu sama lain.
Pada senyawa naftalen tidak larut dalam air, sedangkan pada senyawa urea, isopropil alkohol, NaCl, KI, dan MgSO4 larut dalam air.. Pada senyawa urea, naftalen, isopropil alkohol, KI, MgSO4 larut dalam CCl4, sedangkan senyawa NaCl tidak larut dalam CCl4. Pada umumnya, senyawa kovalen yang ditambah dengan air tidak larut, sedangkan apabila ditambah dengan CCl4 yang merupakan pelarut nonpolar, senyawa tersebut akan larut.
Hal ini menandakan bahwa senyawa-senyawa ion larut dalam pelarut polar karena dipol-dipolnya yang tidak saling meniadakan dan sukar larut dalam CCl4 sebagai pelarut non polar akibat dari dipol-dipolnya yang saling meniadakan. Meskipun demikian, ada juga senyawa ion yang larut dalam pelarut non polar. Untuk senyawa kovalen pada umumnya larut dalam pelarut non polar dan sedikit yang larut dalam air, misalnya isopropil alkohol yang tampak keruh pada larutan CCl4. Dari hasil pengamatan, naftalena tidak larut dalam air maupun tetapi larut hanya dalam CCl4.
Senyawa yang dapat larut pada pelarut air maupun karbon tetraklorida disebabkan karena senyawa tersebut bersifat ionik  terhadap pelarutnya dimana pelarut tersebut termasuk dalam pelarut polar. Sedangkan senyawa yang tidak larut pada pelarut tersebut dikarenakan senyawa tersebut menjadi bersifat kovalen sehingga sangat sulit untuk senyawa tersebut berinteraksi dengan pelarut yang sifatnya polar. Walaupun begitu, tidak semua senyawa kovalen bersifat non polar, ada beberapa senyawa kovalen yang bersifat polar sehingga mudah larut dalam pelarut polar. Dengan ini dapat disimpulakan, larut atau tidaknya suatu senyawa tergantung pada sifat dari senyawa yang akan dilarutkan dengan sifat pelarutnya (polar dan nonpolar).

X.       PERTANYAAN PASCA PRAKTEK

1.      Manakah yang lebih tinggi titik leleh nya kalsium kloridan, CaCl2 atau asetil Klorida?  Jawab: kalium klorida lebih tinggi titik didihnya karena adanya ikatan antar molekul ion yang kuat dengan struktur molekul tertentu
2.      Mengapa naftalen tidak larut dalam air?
Jawab: karena naftalen merupakan senyawa kovalen dan bersifat non polar sedangkan air bersifat polar
3.      Mengapa senyawa ionik tidak laut dalam heksana?
Jawab: karena ionic bersifat polar,sehingga larut dalam senyawa polar
4.      Dietil eter sedikit larut dalam air. Jelaskan perana air dalam pelarut eter!
Jawab: Dietil eter sedikit larut dalam air karena eter termasuk polaritas kecil . pada dietil eter yang sedikit larut dalam air disebabkan terjadinya ikatan hidrogen antara atom oksigen dari eter dan atom hidrogen dengan air.
5.      Gambarkan 2 isomer eter dari etil eter!
Jawab:

a.      

b.     






XI.    KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. senyawa kovalen dan ionik memiliki perbedaan yaitu pada titik leleh kelarutan dan hantaran listriknya.
  2. Sifat fisika dan kimia senyawa ion dan kovalen bisa dilihat berdasarkan titik leleh dan titik leburnya, wujud senyawa, kelarutan, daya hantar listrik, kemudahan terbakar serta dengan menguji bau dari tiap-tiap senyawa.
  3. Senyawa yang dapat larut dalam air adalah urea, NaCl, KI, MgSO4 dan urea. Sedangkan senyawa yang dapat larut dalam CCl4 adalah naftalena.
  4. Yang merupakan senyawa ion adalah urea, NaCl, KI, dan MgSO4. Sedangkan yang merupakan senyawa kovalen adalah isopropil alkohol dan naftalena.
  5. Senyawa yang dapat menghantarkan listrik disebut senyawa elektrolit. Sedangkan senyawa yang tidak dapat menghantarkan listrik disebut senyawa non elektrolit..
  6. Senyawa hidokarbon memiliki dua rantai yaitu, rantai lurus dan  melingkar.
  7. Pada senyawa isomer, terdapat perbedaan sifat kimia maupun fisisnya.


XII.           DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Hizkia.1993.Kimia.jakarta:Erlangga
Anthony.1992.Kimia.jakarta:Pt Pustaka Media
Audrey.1991.Kimia Universitas.Jakarta:Erlangga
Arthur.1987.Kimia Organik.Jakarta:Erlangga
Atkins.1999.Chemistry.Jakarta : Erlangga.
Baroroh, Umi L U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkurat,Banjarbaru. 
Belser. A. 1987.Konsep Fisika Modern. Erlangga. Jakarta.
Brady.1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara.

Dody.2009. Ikatan Kovalen.http://kimia.upi.edu/ikatan-kovalen web/2009/%28060294%29/hal11.html.Diakses tanggal 03 April 2016
Hardjojo.1987.Kimia.Bandung:Cv Pustaka Setia
John.2009. Reaksi Dan Ikatan Kimia. http://John.blogspot.com/2009/Reaksi-dan-Ikatan-kimia.html.Diakses tanggal 03 April 2016.
Karliana Itjeu,Ign Djoko Irianto, dan Piping Supriatna. Konsep Awal Model      Pemisahan Gas Pengotor Pendingin Primer  RGTT.www.batan.go.id/ptrkn/file/tkpfn17/41.pdf‎.Diakses pada tanggal 04 April 2016.
Petrucci, R.H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. ITB. Bandung.
Soemadji.1981.Zat dan Energi.Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sutresna.2007.Kimia Organik.Jakarta:Media Press
Sunarya, Yayan.2008.Kimia.Jakarta : Erlangga.
Sukardjo. 1990. Ikatan Kimia. Rineka Cipta. Yogyakarta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. ITB. Bandung.
Syarifuddin N. 1994. Ikatan Kimia. Gadjah mada University Press. Bandung.
Tim Praktikum Kimia Dasar. Praktikum Kimia Dasar. Universitas jambi

0 Response to "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PERBANDINGAN SENYAWA KOVALEN & IONIK"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel