Laporan Praktikum Kimia Dasar-SKALA pH DAN PENGGUNAAN INDIKATOR


Laporan Praktikum Kimia Dasar
                        SKALA pH DAN PENGGUNAAN INDIKATOR


     I.     Hari / Tanggal    : Jum’at / 5 Desember 2014
  II.     Tujuan
1.      Membuat larutan standar asam dan basa dalam berbagai konsentrasi.
2.      Mengukur pH larutan dengan berbagai indikator.
3.      Memilih indikator yang sesuai dengan pH.
4.      Mengukur pH larutan dengan menggunakan pH meter

III.     Pertanyaan Prapraktek
1.         Fenofltalein adalah salah satu indikator yang laizim. Bagaimana warnanya dalam larutan asam? Dalam larutan basa?
Ø  Dalam larutan asam tak berwarna dan dalam larutan basa berwarna merah muda.
2.         Apa yang dimaksud dengan pH? Berapa pH larutan netral?
Ø  pH adalah derajat keasaman suatu larutan yang dapat diukur dengan indicktor  universal. pH larutan netral adalah 7.
3.         Apabila 0,01 HCl ada dala, 10 liter larutan, berapa molaritasnya, berapa konsentrasi H+,dan berapa pH-nya?
Ø  HCl = 0,01 mol                  
                                   
V     = 10 liter

HCl                             H+        +          Cl-
[H+]  = 0,001 M
pH  = -log [H+]
       = -log 10-3
pH  = 3
4.         Bagaimana hubungan antara [H+] dan [OH-]. Berapa [OH-] dalam larutan air jika [H+]= 10-4 ?
Ø  Jika [H+]= 10-4   pH = 4 maka [OH-]= 10-10   pH = 10
-log [H+] [OH-] = -log 10-14
-log [10-4] [OH-] = -log 10-14
                       [OH-] = -log 10-10 M
IV.     Landasan Teori
Konsep asam basa didasarkan pada beberapa sifat yang ditunjukkan oleh sekelompok senyawa dalam larutannya dalam air. Berdasarkan sifat-sifat yang ditunjukkan tersebut, asam adalah senyawa yang mempunyai rasa asam, dan memerahkan lakmus biru. Basa adalah senyawa yang mempunyai rasa pahit, dan membirukan lakmus merah. Dalam larutan air, asam menghasilkan H+ dan basa menghasilkan OH- . ion H+ dari asam dan ion OH- dari basa dapat bereaksi membentuk H2O sehingga larutan yang terjadi bersifat netral.
Ionisasi Air
Air murni hanya mengion 0,000001 %. Ionisasinya dapat dilihat pada persamaan reaksi:
     H2O + H2O                 H3O+  +  OH-
Ion hidronium, H3O+, sering ditulis H+ , sehingga ionisasi air adalah:
                 H2O                 H+   +   OH-
Dari persamaan reaksi air murni kita lihat sejumlah ion OH- , yang disebut konsentrasi ion H+dan konsentrasi ion OH-, yang biasa ditulis dengan [H+] dan [OH-]. Berdasarkan percobaan pada air murni diperoleh [H+] atau [OH-] masing-masing 1 x10-7 M, sehingga [H+] = [OH-] = 1 x 10-7 mol/lt.
Dalam suasana asam [H+] >10-7 mol/lt dan [OH-] < 10-7 mol/lt, jadi [H+] > [OH-]. Dalam suasana basa terdapat keadaan sebaliknya, [OH-] > [H+].
Disosiasi air dapat dipandang sebagai suatu reaksi kesetimbangan sehingga dapat ditulis:
                 H2O                 H+   +   OH-
Tetapan kesetimbangan air, Kspdiperoleh dengan mengalikan [H+] dengan [OH-] sehingga diperoleh persamaan:
      Ksp = [H+] [OH-] = [1 x 10-7]2 = 1 x 10-14
Pada suhu kamar perkalian [H+] [OH-] selalu = 1 x 10-14.
Keasaman atau kebasaan suatu larutan tergantung pada ion mana yang menonjol dalam larutan; jika [OH-] = [H+] maka larutan bersifat netral. Apabila:
      [H+] = 10-3 mol/lt
Dari persamaan untuk kesetimbangan air diperoleh:
      KW =    [H+] [OH-] = 1 x 10-14
                  10-3 x [OH-] = 10-14
Jadi, [OH-] = 10-11 mol/lt.
Skala pH
Berdasarkan pengertian [H+] dan [OH-], kita dapat mengetahui skala pH. pH adalah logaritma negatif [H+] atau secara matematika ditulis : pH = -log [H+]
      Contoh            :   [H+] = 10-3 mol/lt
                      pH = 3
                  bila yang diketahui [OH-] = 10-2 mol/lt, maka [H+] = 10-12
                        pH = 12
indikator
indikator asam basa merupakan senyawa yang warnanya dalam larutan asam maupun basa berbeda. Tidak semua indikator berubah warnanya pada pH yang sama. Beberapa indikator berubah warnanya pada pH 7, yang lain pH 4,5 atau 6,8 dan seterusnya. Perubahan warna indikator bergantung pada [H+] dalam larutan, maka indikator asam basa dapat digunakan untuk memperkirakan keasaman atau kebasaan suatu larutan.
Table. Perubahan warna dengan interval pH dari berbagai indikator yang penting
No.
Indikator
Interval pH
Perubahan Warna
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Metil Ungu
Timol Biru
Metil Jingga
Bromfenol Biru
Bromkresol Hijau
Kongo Merah
Metil Merah
Bromkresol Merah Hijau
Lakmus
Bromtimol Biru
Fenol merah
Timol Biru
Fenolftalein
Timolftalein
Alizarin Kuning
Indigokarmin
Trinitrobenzena
0,2 – 3,0
1,2 – 2,8
3,1 – 4,4
3,0 – 4,6
3,0 – 5,0
3,8 – 5,4
4,4 – 6,2
5,2 – 6,8
4,5 – 8,5
6,0 – 7,6
6,8 – 8,2
8,0 – 9,6
8,3 – 10,0
9,3 – 10,5
10,0 – 12,0
11,4 – 13,0
12,0 – 14,0
Kuning – Ungu
Merah - Kuning
Merah Jingga - Kuning
Kuning Biru - Ungu
Biru - Merah
Kuning - Biru
Merah - Kuning
Kuning - Merah jambu
Merah - Biru
Kuning - Biru
Kuning - Merah
Kuning - Biru
Tak Berwarna - Merah
Kuning - Biru
Kuning - Merah
Biru - Kuning
Tak Berwarna - Jingga
(penuntun praktikum kimia:2013;56-57)

PH suatu larutan menyatakan derajat atau tingkat keasamanlarutan tersebut. Nilai pH diperoleh dari –log [H+] dan pOH= -log [OH-]. Air murni yang mengalami ionisasi menghasilkan ion H+ dan ion OH- dengan jumlah sangat kecil.
     H2O(aq)             H+(aq)   +   OH- (aq)
Tetapan keseimbangan air (KW)   = [H+] [OH-]
= [10-7]2 = 10-14
Skala pH : pH larutan bersifat asam berkisar < 7
                              pH larutan bersifat basa berkisar > 7
                              pH larutan bersifat netral = 7
(sutresna.2000:79)
Indikator Asam Basa
Indikator asam basa biasanya dibuat dalam bentuk larutan (dalam air,etanol, dan pelarut lain). Dalam filtrasi asam basa sejumlah kecil larutan indikator ditambah kedalam larutan yang difiltrasi. Dalam bentuk lain kertas bison direndam dalam larutan indikator, kemudian dikeringkan. Jika kertas ini dibasahi dengan larutan yang sedang diuji terjadi warna yang dapat digunakan sebagai penentu pH larutan. Kertas ini lazim disebut kertas pH (lakmus). Indikator asam basa umumnya digunakan jika dibandingkan dengan penggunaan indikator pengukur pH yang lebih dapat dilakukan dengan alat pengukur pH (pH meter).
(Petrucci.1987:309)

Kekuatan asam basa

Asam Kuat
Asam Lemah
Derajat Ionisasi
Terionisasi sempurna(α = 1)
H+           H+      +   A-
H3A         3H+   +   A-
Terionisasi sebagian (α = 1)
Ka, Kb : Tetapan ionisasi asam dan basa.

[H+]
[H+] = a.ma
a = jumlah [H+]
[H+]  = α . ma
Aturan untuk basa kuat = aturan asam kuat
Aturan untuk basa lemah = aturan asam lemah
(Lestari.2009:142-143)

Sifat asam atau basa suatu larutan bergantung pada nilai relatif [H3O+] dan [OH-], bila [H3O+] > [OH-], maka larutan bersifat asam. Sedangkan [H3O+] = [OH-] bersifat netral. Dan jika [OH-] > [H3O+] maka larutan bersifat basa. Konsentrasi ion biasanya dinyatakan dalam satuan mol dari (10m3= 1 lt). dalam penulisan konsentrasi H3O+dan OH-, Scuensen mendefenisikan potensial konsentrasi ion hidrogen atau pH sebagai berikut:
                              pOH = -log [OH-]
karna dalam larutan encer KW pada 25oC adalah 10-14maka dapat ditulis:
                  [H2O] [OH-] = 10-14
                    -log 10 [H2O] [OH-] = -log 10 . 10-14 
                  -log [H3O+] = log 10 . 10-14
                  -log [H3O+] = log 10 . [OH-] = 10-14
                              pH +  pOH  =  14                                (Bird.1987:244-245)

Prinsip penetapan pH larutan secara kalorimeter sama, bedanya ialah cara membandingkan warna-warna dengan larutan standar. Untuk ini dapat dipakai alat photo elektrik kalorimeter.
            Ketetapan kalorimeter tergantung dari jenis larutan dan jenis pembanding kesukaran bayak terjadi pada:
a)      Pengukuran pH larutan garam dan protein pada konsentrasi tinggi karna kekuatan ion larutan sangat berpengaruh pada kesetimbangan indikator.
b)      Pengukuran pH larutan-larutan berwarna harus ada cara-cara tertentu untuk mengkompesi warna larutan.
(sukardjo.2002:315)
  V.     Alat dan Bahan
v  Alat :
ü  Tabung reaksi
ü  Bunsen
ü  Kaki tiga
ü  Sudip/pengaduk
ü  Rak tabung reaksi
ü  pH meter
ü  electrode
ü  pipet tetes
v  Bahan :
ü  Larutan HCl 0,01 M
ü  Air suling
ü  Larutan NaOH 0,01 M
ü  Indikator
ü  Contoh zat : Larutan cuka, sari buah jeruk, sprite, shampoo, sunlight, soda kue dan tablet aspirin.

VI.     Prosedur Kerja
A.       Daerah asam, pH 2 – 6


 


                      Dimasukkan kedalam tabung pertama
Dibuat larutan lain (pH 3,4,5,6) dengan setiap kali dilakukan pengenceran 10 kali
Larutan pH 2
 
Dimulai dengan pH 2


 
Diencerkan dengan 9 ml air suling yang sudah dididihkan
Diaduk pelan-pelan
Larutan pH 3

 
Didapatkan larutan dengan pH 3


 
Larutan pH 4

 
Diencerkan dengan 9 ml air mendidih untuk mendapatkan larutan pH


 
Dilakukan dengan cara yang sama, dibuat larutan ber pH 5 dan pH 6
Hasil pengamatan
 
 
B.       Daerah Netral pH = 7


 


Dimasukan kedalam tabung reaksi
Diamati


Hasil pengamatan
 
 


C.       Daerah Basa, pH 6 sampai pH 12


 


Dimasukkan kedalam tabung reaksi


 


Diencerkan dengan 9 ml air suling yang telah dididihkan
Diaduk, didapatkan pH 11


 


Dilakukan cara yang sama dengan pembuatan dari larutan pH 12 untuk membuat larutan dengan pH 10, pH 9, dan pH 8.


 


Disimpan sekitar 1 ml dari setiap larutan yang dibuat pada bagian A, B dan C yang akan digunakan pada percobaan tabung reaksi
Diberi label sesuai dengan pH-nya
Diletakkan pada rak tabung reaksi (pH 2 sampai pH 12)
Diteteskan 1 tetes indikator pada setiap tabung reaksi sampai terjadi perubahan warna.
Diamati dan dicatat perubahan warna indikator pada setiap pH
Hasil pengamatan
 
Diperhatikan daerah mana yang dijumpai perubahan warna.

D.       Penunjuk pH berbagai Zat


 


Dipipet sekitar 2 ml dari setiap larutan zat
Dimasukkan masing-masing kedalam tabung reaksi
Diteteskan 2 tetes indikator yang telah disediakan kedalam masing-masing tabung reaksi
Dibandingkan warnanya dengan larutan standar
Hasil pengamatan
 
Ditentukan pH dari setiap larutan berdasarkan warna larutan yang terjadi setelah penambahan indikator


E.        Penentuan pH dengan menggunakan pH meter


 


Didemonstrasikan penggunaanya oleh asisten
Dikalibrasi sebelum digunakan


 


Dicelupknan kedalam larutan standar yang dibuat
Hasil pengamatan
 
Dicatat pembacaan pH meter dari larutan standar yang dipilih























VII.     Data Pengamatan

SkalapH dan penggunaan indikator
pH
(standar)
Jenis indikator
Metil merah
BTB
TB
PP
alizarin
Metil jingga
Metil ungu
kongored
2
pink
kuning
oren
Tidak berwarna
Kuning muda
Merah
ungu
Ungu tua
3
Kuning muda
biru
Biru pudar
Tidak berwarna
pink
Oren
Ungu
Merah
4
Kuning pucat
hijau
Kuning
Tidak berwarna
Kuning
Oren
Ungu
Merah
5
Pink
Kuning
Kuning
Tidak berwarna
Kuning
Oren tua
Ungu
Merah kecoklatan
6
Pink
Hijau muda
Oren pucat
Tidak berwarna
Kuning
Oren
Ungu
Merah
7
Pink muda
Hijau
Kuning muda
Tidak berwarna
Kuning
Oren
Ungu
Merah
8
Tidak berwarna
Hijau
Kuning
Tidak berwarna
Kuning muda
Oren
Ungu
Merah
9
Kuning pucat
Hijau muda
Kuning
Tidak berwarna
Kuning muda
Oren
Ungu
Merah
10
Pink
Hijau muda
Kuning
Tidak berwarna
Kuning muda
Oren
Ungu
Merah tua
11
Pink
kuning
Kuning tua
Tidak berwarna
Kuning muda
Merah
Ungu
Ungu tua
12
Putih kekuningan
biru
Biru donker
Tidak berwarna
Pink ungu
Oren
ungu
Merah pekat

1)      Trayek pH indikator metil merah              : 4,4 – 6,2
2)      Trayek pH indikator BTB                          : 6,0 – 7,6
3)      Trayek pH indikator TB                            : 8,0 – 7,6
4)      Trayek pH indikator PP                            : 8,3 – 10,0
5)      Trayek pH indikator kuning alizarin         : 10,0 – 12,0
6)      Trayek pH indikator metil jingga              : 3,1 – 4,4
7)      Trayek pH indikator metil ungu                : 0,2 – 3,0
8)      Trayek pH indikator kongored                  : 4,4 – 6,2

no
Contoh zat
Jenis indikator
Metil merah
BTB
TB
PP
Alizarin
Metil jingga
1
Pulpy
pink
Kuning terang
Kuning
Kuning pucat
Kuning
Oren tua
2
Larutan cuka
Pink terang
Kuning
Pink
Tak berwarna
Kuning terang
Merah
3
Sprite
Pink
Oren
Oren
Bening
Kuning terang
Merah bata
4
Aspirin
Hijau muda
Biru
Biru ungu
Pink
Pink muda
Kuning tua
5
Shampoo
Pink
Kuning cerah
Kuning
Tidak berubah
Oren keruh
Oren terang
6
Soda kue
Putih kekuningan
Biru kuning
Kuning pucat
Tak berwarna
Pink muda
Oren
7
sunlight
Pink
kuning
Tak berwarna
Tak berwarna
Oren
Oren terang

no
Contoh Zat
Jenis indikator
Uji lakmus
pH
keterangan
Metil ungu
kongored
1
Pulpy
ungu
Coklat kehitaman
Memerahkan lakmus biru
5,97
Asam
2
Larutan cuka
Ungu
Ungu kehitaman
Memerahkan lakmus biru
4
Asam
3
Sprite
Ungu terang
Hitam
Memerahkan lakmus biru
6
Asam
4
Aspirin
Ungu
merah
Memerahkan lakmus biru
4
Asam
5
Shampoo
Ungu terang
Merah tua
Membirukan lakmus merah
8,2
Basa
6
Soda kue
Ungu tua
Merah
Membirukan lakmus merah
8
Basa
7
sunlight
Ungu terang
merah
Membirukan lakmus merah
9
Basa



VIII.     Pembahasan
Pada percobaan ini dibuat seperangkat larutan indikator pembanding yang terdiri atas 11 larutan yang pH-nya berkisar antara 2 sampai 12. Untuk membuat larutan yang pH-nya 2 sampai 6 digunakan larutan standar HCl 0,01 Mdan untuk membuat larutan yang pH-nya 6 sampai 12 digunakan larutan standar NaOH 0,01 M.
a)         Daerah Asam, pH 2 sampai 6
Untuk membuat larutan ber pH 2 sampai 6 (dalam keadaan asam) kita dapat menggunakan larutan HCl 0,01 M. larutan ini memiliki pH = 2, selanjutnya larutan ini akan digunakan untuk membuat larutan 3 sampai 6. Untuk membuat larutan pH 3 sampai 6 dari HCl 0,01 M adalah:
Untuk pH 3               V1.M1 = V2.M2
                                  V1.10-2 = 10. 10-3
                                        V1 = 10. 10-3 = 1 ml
                                                    10-2
Jadi untuk membuat larutan pH 3, kita gunakan HCl 0,01 M sebanyak 1 ml kemudian diencerkan dengan 9 ml air suling.
          [H+] = 0,001 M = 10-3 M
          pH   = -log [H+]
                  = -log 10-3
             pH   = 3
untuk membuat larutan ber pH 4 sampai 6 kita lakukan dengan cara yang sama menggunakan larutan dibawah pH-nya.

b)        Daerah netral, pH = 7
Untuk mebuat larutan pH= 7 kita dapatkan dari air suling yang telah dididihkan.

c)         Daerah basa, pH 8 sampai 12
Untuk membuat larutan ber pH 8 sampai 12 kita dapat menggunakan larutan NaOH 0,01 M. larutan ini memiliki pH = 12. Selanjutnya larutan ini akan digunakan untukmembuat larutan ber pH 11,10,9 dan 8. Untuk membuat larutan ber pH = 11 digunakan larutan NaOH 0,01 M (pH=12) dengan cara:
Untuk pH 12             V1.M1= V2.M2
                                  V1.10-2= 10. 10-3
                                  V1 = 10. 10-3 = 1 ml
                                             10-2
Jadi untuk membuat larutan ber pH = 11 digunakan larutan NaOh 0,01 M sebanyak 1 ml yang diencerkan  dengan 9 ml air suling.
                      [OH-] = 0,001 M = 10-3 M
                      pOH   = -log [OH-]
                      = -log 10-3
                             pOH   = 3
                      pH = 14 – pOH = 14 – 3 = 11
untuk membuat larutan ber pH 10, 9 dan 8 digunakan larutan ber pH 11 untuk larutan ber pH 10, dan begitu seterusnya. 1 ml larutan diencerkan dengan 9 ml air suling.

Setelah seluruh larutan dibuat, mulai dari pH 2 sampai 12 kita gunakan larutan tersebutuntuk pembanding. Indikator yang kita gunakan adalah metil merah, bromtimol biru, timol biru, alizarin, metil jingga, metil ungu, kongored dan lakmus.
Dari indikator tersebut diteteskan masing-masing kedalam beberapa tetes larutanindikator pembanding dan setiap masing-masing pH. Jadi setiap larutan yang ber pH (contoh pH=2) , setiap larutan dibagi 11 tabung dengan beberapa tetes larutan, setiap tabung diteteskan 1 tetesmasing-masing indikator sehingga larutan dan indikator akan bereaksi sampai terjadi perubahan warna. Perubahan warna dari setiap larutan dan indikator dapat dilihat pada table pengamatan.
Selain larutan ber pH 2 sampai 12 yang digunakan sebagai larutan indikator pembanding. Kita juga menggunakan beberapa zat untuk digunakan sebagai pembanding dalam indikator, diantaranya larutan cuka, sari buah jeruk, minuman berkarbonasi,sampo, sabun cuci, soda kue dan tablet aspirin. Berbagai zat tersebut dapat dilihat dalam table pengamatan apakah larutan tersebut bersifat asam, netral dan basa. Berikut adalah warna larutan indikator pada daerah asam, netral dan basa:
a.       Metil merah:      asam                tidak berwarna
basa                 merah
netral               tidak berwarna
b.      BTB:                  asam                merah
basa                 kuning
netral               kuning
c.       Metil jingga:      asam                merah
basa                 kuning
netral               kuning
d.      PP:                     asam                tidak berwarna
basa                 merah
netral               tidak berwarna
e.       Kertas lakmus:   - lakmus biru:  asam                            merah
Netral dan basa           tetap biru

                                                      -lakmus merah: asam dan netral          tetap merah
                                                                                Basa                          biru
Indikator asam basa merupakan senyawa yang warnanya dalam larutan asam maupun basa berbeda. Tidak semua indikator berubah warnanya pada pH. Contohnya adalah fenolftalein (PP) yang tidak berubah warna pada daerah asam, netral maupun basa. Perubahan warna indikator tergantung pada [H+] dalam larutan, maka indikator bias digunakan untuk memperkirakan keasaman atau kebasaan larutan. Indikator asam basa merupakan asam organik lemah dan basa organik lemah yang mempunyai 2 warna dalam larutan yang berbeda.
Untuk menetukan suatu larutan bersifat asam atau basaada beberapa cara yang digunakan. Pertama menggunakan indikator warna yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi misalnya lakmus,akan berwarna merah (lakmus biru) dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru (lakmus merah) dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam atau basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur ph-nya. pH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.

IX.     Diskusi
Dalam percobaan ini, kami membuat larutan yang memiliki pH antara 2 sampai 12 berdasarkan prosedur yang ada. Kemudian dari setiap larutan yang diambil beberapa tetes dan direaksikan dengan satu tetes dari masing-masing indikator sehingga dari setiap larutan pada pH tertentu terjadi berbagai perubahan warna setelah ditambahkan masing-masing indikator dalam larutan
Warna yang dihasilkan pada reaksi larutan dan indikator berbeda-beda dan memiliki tingkat kecerahan warna yang berbeda. Pada setiap larutan ber pH apabila ditambahkan diteteskan1 tetes indikator pada setiap larutan ber pH yang berbeda, maka warna yang membedakan adalah tingkat kecerahan warna dari setiap larutan.
Salah satu indikator, contohnya fenolftalein setelah ditambahkan pada setiap larutan ber pH beda tidak mengalami perubahan warna. Dalam hal ini warna larutan tetap bening dan tidak berwarna.
Dalam penentuan pH dalam percobaan ini mungkin didapatkan beberapa kesalahan atau data yang kurang tepat dan tidak sesuai dengan yang ada pada teori. Hal ini disebabkan mungkin penggunaan atau penambahan indikator yang berlebihan atau juga disebabkan karena salah menganalisis  warna yang terlihat.

  X.     Pertanyaan Pasca Praktek
1)      Mengapa larutan soda kue bersifat basa? Jelaskan!
Ø  soda kue NaHCO2 atau Na2CO3adalah hasil reaksi suatu basa dengan gas CO2 yang akan menghasilkan garamkarbonat.
2)      Setelah melakukan percobaan, kelompokkanlah percobaan menjadi kelompok asam, netral dan basa!
Ø  Asam           : pulpy, cuka, sprite dan tablet aspirin
Basa            : shampoo, soda kue dan sunlight.
XI.     Kesimpulan
§  larutan asam asam dan basa ditentukan dengan cara mengencerkan larutan awal. Larutan awal dapat ditentukan melalui 2 kategori. Jika larutan awal berasal dari senyawa cair, maka banyaknya senyawa yang akan diambil adalah:
Sedangkan bila larutan berasal dari senyawa padat, maka masa senyawa yang dibutuhkan adalah:
                                          gr = mol . Mr
§  pH larutan dapat ditentukan dengan berbagai indikator, jika senyawa metil ungu,BTB, bromheksol hijau dan lain-lain tersebut bersifat asam maupun basa. Indikator asam memiliki pH < 7 dan basa pH > 7. Indikator yang bersifat asam adalah metil merah, metil jingga, metil ungu dan kongored. Sedangkan indikator yang bersifat basa adalah alizarin,timol biru dan fenolftalein. Pada indikator bromtimol biru (BTB) bersifat  antara asam atau basa atau mendekati netral karena pH ny berkisar 6,0 – 7,6
§  pengukuran pH larutan dengan indikator dapat digunakan dengan menetapkan salah satu indikator yang sesuai dan membandingkan larutan tersebut dengan larutan standar yang lebih diketahui pH-nya.
§  pH meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur pH suatu larutan



















XII.     DAFTAR PUSTAKA

Bird,Toni.1985. kimia Fisika untuk Universitas.Jakarta:Gramedia
Haryanto,dkk.2013.penuntun praktikum kimia dasar.Jambi:Universitas Jambi
Sukardjo.1997.kimia fisika.Jakarta:Bineka cipta
Syukri.1999.kimia dasar jilid 2. Bandung:ITB

0 Response to "Laporan Praktikum Kimia Dasar-SKALA pH DAN PENGGUNAAN INDIKATOR"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel