Laporan Praktikum Kimia Dasar- Ester



Laporan Praktikum Kimia Dasar
Ester

BAB I

1.1.           JUDUL
Ester
1.2.           HARI / TANGGAL
JUM’AT, 9 JANUARI 2015
1.3.            TUJUAN
1.      Mensintesis sekurang-kurangnya 3 macam ester.
2.      Mengetahui pengaruh konsentrasi alkohol terhadap reaksi kesetimbangan pada pembuatan ester.
3.      Mengetahui pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi .
4.      .kesetimbangan pada pembuatan ester.
5.      Mengenal bau khas dari beberapa macam ester.
6.      Menggunakan ester sebagai bahan pembuatan sabun.
7.      Mengetahui prinsip saponifikasi.
8.      Membuat berbagai macam sabun untuk bahan pencuci dan kosmetik.
9.      Menguji daya kerja sabun dalam air sadah.

1.4.            PERTANYAAN PRA PRAKTEK
1.      Tulis rumus umum dari senyawa ester.
Jawaban :   
2.      Tulis struktur umum dari (a) alkohol primer, (b) alcohol sekunder, (c) alcohol tersier.
Jawaban :
a)      R – OH
b)      R’ – C – R”
         ǀ
       OH
c)                  R’
             ǀ
R’”A – C – R”
             ǀ
          OH
3.      Tulislah persamaan reaksi antara
a.       Alkohol primer dengan asam karboksilat
Jawaban :

R – OH + R – C – OH                         R – C – O – R’ + H2O
                       
                       O
b.      Alkohol sekunder dengan asam karboksilat
Jawaban :

R’ – R – R” + R – C – OH                R – C – O – R – R” + H2O
        ǀ                                                                      ǀ
     OH                   O                                              R’

c.       Alkohol tersier dengan asam karboksilat
Jawaban :

        R”          O                                             R”
       ǀ                                                            ǀ
R’ – C + R – C – OH               R – C – O – C – R + H2O
       ǀ                                                             ǀ
       OH                                                         R

4.      Tuliskan reaksi pembuatan aspirin (asetil salisilat)
Jawaban :

    OH        O                                              OH        O
                                                                               
         C – OH + CH3OH                                  C – OCH3+ H2O


5.      Apakah perbedaan esterifikasi dengan netralisasi
Jawaban :
·         Esterifikasi : Reaksi Pengesteran yaitu asam karboksilat dengan alkohol
·         Netralisasi : Reaksi Penetralan yaitu asam dan basa


6.      Apakah bahan dasar pembuatan sabun?
Jawaban :
         Asam lemak dengan basa

7.      Gambarkan satu molekul khas lemak dan  tulislah persamaan reaksi saponifikasi untuk menghasilkan sabun natrium.
Jawaban :

     O
             //
CH2– C
                   C17H35
             O                                                    O                      CH2 – OH
            //                                                    //
CH – C                      + 3 NaOH           3 C17H35            + CH – OH
                 C17H35
               O                                                   O-Na +CH2 - OH
               //
CH2 – C
                   C17H35

BAB II
2.1.            LANDASAN TEORI
Dalam kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus organik (biasa dilambangkan dengan R')
Senyawa-senyawa ester
Banyak ester memiliki bau seperti bau buah-buahan, sehingga banyak senyawanya dijadikan perasa dan aroma buatan.

         
Nama ester
Struktur
Bau atau terdapat di
penghilang cat kuku, cat pada mainan, lem
Fruity
fruity, ylang ylangfeijoa
Metil butirat (metil butanoat)

Methyl pentanoat (metil valerat)
Amil asetat (pentil asetat)
Pentil butirat (amil butirat)
Pentil heksanoat (amil kaproat)
Pentil pentanoat (amil valerat)
[[]]

(Tobing, Rangke,1978 : 289-290)

Ester dibuat dari asam karboksilat dan lcohol melalui reaksi esterifikasi dengan bantuan katalis H2SO4 pekat.Reaksi esterifikasi sebenarnya merupakan reaksi kesetimbangan.
Reaksi  esterifikasi bersifat reversible. Untuk memperoleh rendemen tinggi dari ester itu, kesetimbanghan harus di geser kearah sisi ester. Suatu teknik untuk mencapai ini adalah menggunakan salah satu zat pereaksi yang murah secara berlebihan .teknik lain adalah membuang salah satu produk dari dalam campuran reaksi (misalnya dengan destilasi air secara azeotrop).

(Hiskia, ahmad, 2001: 76)
Kegunaan Ester
1)      Senyawa ester dengan rantai pendek (ester yang berasal dari asam karboksilat dan alkohol suku rendah) banyak terdapat dalam buah-buahan yang menimbulkan aroma dari buah tersebut, sehingga disebut ester buah-buahan. Senyawa ester ini banyak digunakan sebagai penyedap atau esens.
Aroma pisang pada makanan atau minuman dapat diperoleh dengan menambahkan ester amil asetat.Benzil Asetat memberikan aroma strawberry pada makanan atau minuman.Di samping itu digunakan juga sebagai pelarut pada pembuatan cat, cat kuku, dan perekat.

Tabel CONTOH AROMA SENYAWA ESTER
Rumus Struktur
Jenis Ester
Aroma
CH3COOC5H11
C4H9COOC5H11
C3H1COOC5H11
C3H7COOC4H9
C3H7COOC3H7
Amil Asetat
Amil Valerat
Amil Butirat
Butil Butirat
Propil Butirat
Buah Pisang
Buah Apel
Buah Jambu
Buah Nanas
Buah Mangga

2) Amil asetat banyak digunakan sebagai pelarut untuk damar dan lak.

3) Esterifikasi etilen glikol dengan asam bensen 1.4 dikarboksilat menghasilkan poliester yang digunakan sebagai bahan pembuat kain.

4) Ester yang berasal dari gliserol dengan asam karboksilat suku rendah atau tinggi (minyak dan lemak). Digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan sabun dan mentega (margarin).

5) Ester dari alkohol suku tinggi dan asam karboksilat suku tinggi, ester ini disebut lilin (wax), lilin ini berbeda dengan lilin hidrokarbon (lilin parafin). Kegunaannya ialah untuk pemoles mobil dan lantai.



(Tim penyusun, 2012: 75-76)






Ester atau alkil alkanoat, adalah senyawa turunan alkana dengan gugus fungsi -COO- dan rumus umum CnH2nO2. Ester merupakan salah satu senyawa yang istimewa karena
General formula of a carboxylate ester
dapat ditemukan baik di buah-buahan, lilin, dan lemak. Ester juga memiliki bau yang harum sehingga banyak dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai bidang. Ester diberi nama alkil alkanoat, dimana alkil adalah gugus karbon yang terikat pada atom O (gugus R’) dan alkanoat adalah gugus R-COO-.
Adapun rumusan penentuan tata nama ester didasarkan pada beberapa hal:
1.      Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus alkanoat.
2.      Penomoran dimulai dari atom C pertama yang terikat pada atom O.

Rumus penentuan tata nama senyawa ester secara umum adalah:
(no.cabang) (nama cabang) (nama rantai induk)
Contoh:
CH3-CH2-COO-CH2-CH3: etil propanoat
CH3-CH2-CH2-CH2-COO-CH3: metil pentanoat
CH3-CH2-COO-CH2-CH(CH3)-CH3: 2-metil propil propanoat

Ester memiliki beberapa sifat, yaitu:
1. Sifat Fisis
·         Lebih polar dari eter tapi kurang polar dibandingkan alkohol
·         Semakin panjang rantainya, ester semakin tidak larut dalam air
·         Dalam ikatan hidrogen, ester berperan sebagai akseptor hidrogen, tapi tidak dapat berperan sebagai donor hidrogen
·         Lebih volatil dibandingkan asam karboksilat dengan berat molekuler yang sama

2. Sifat Kimia
·       Dapat mengalami hidrolisis
·     Dapat mengalami reaksi penyabunan

Reaksi-reaksi ester:
1. Hidrolisis
Ester terhidrolisis dalam suasana asam membentuk alkohol dan asam karboksilat.Reaksi hidrolisis ini merupakan kebalikan dari reaksi esterifikasi / pembentukan ester. Adapun reaksinya dapat ditulis sebagai:
CH3-COO-C2H5 + H2O → CH3COOH + C2H5OH

2. Saponifikasi / penyabunan
Ester, khususnya ester lemak dan minyak, dapat bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH atau KOH menghasilkan sabun.Reaksi ini disebut saponifikasi atau penyabunan.Hasil samping reaksi ini adalah gliserol.
Berdasarkan jenis asam dan alkohol penyusun, ester dapat dikelompokkan dalam 3 golongan, yaitu ester buah-buahan, lilin, serta lemak dan minyak. Berikut adalah ketiga golongan tersebut:
1. Ester buah-buahan
Ester dari asam karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah akan membentuk ester dengan 10 atau kurang atom C. Ester ini pada suhu kamar akan berbentuk zat cair yang mudah menguap dan memiliki aroma khas yang harum. Karena banyak ditemukan di buah-buahan atau bunga, ester jenis ini disebut sebagai ester buah-buahan.
Contohnya adalah:
Ø  Etil format beraroma rum
Ø  Isopentil asetat beraroma pisang
Ø  Etil butirat beraroma nanas
Ø  Metil salisilat beraroma sarsaparilla
Ø  Propil asetat beraroma pir
Ø  n-Oktil asetat beraroma jeruk manis
Ø  Metil butirat beraroma apel
2. Lilin
Lilin atau wax adalah ester dari asam karboksilat berantai panjang dengan alkohol berantai panjang juga. Beberapa jenis lilin tersebut contohnya:
Lilin lebah dari sarang lebah memiliki rumus C22,25H47,51COOC32,34H65,69
Spermacet dari rongga kepala ikan paus memiliki rumus C15H31COOC16H33
Carnacauba dari daun palem Brazil memiliki rumus C25,27H51,55COOC30,32H61,65
Namun perlu diperhatikan bahwa lilin yang dimaksud di sini bukan lilin yang sering dipakai ketika mati lampu ya, karena lilin tersebut termasuk golongan hidrokarbon parafin, bukan ester.
3. Lemak dan minyak
Lemak merupakan ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi.Lemak merupakan salah satu golongan ester yang paling banyak terdapat di alam.Adapun contoh lemak adalah lemak sapi, sedangkan contoh minyak adalah minyak jagung dan minyak kelapa.Apa yang membedakan lemak dan minyak? Lemak pada suhu kamar memiliki bentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair, serta lemak bersumber dari hewan sedangkan minyak bersumber dari tumbuhan.
(sukardjo, 1983: 45-46)

Ester merupakan isomer fungsi dari asam karboksilat dengan gugus fungsi -COOH-

Rumus umum asam ester adalah CnH2NO2.

Ester merupakan senyawa yang relatif polar (larut dalam air). Sifat istimewa dari ester yaitu memiliki aroma yang khas yang tidak dimiliki oleh turunan lain adalah aromanya. Semakin kecil berat molekulnya atau semakin pendek rantai karbonnya,ester akan memberikan aroma yang khas.


Senyawa – senyawa ester antara lain mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1.    Pada umumnya mempunyai bau yang harum, menyerupai bau buah-buahan.
2.    Ester dapat mengalami hidrolisis menjadi asam karboksilat dan alkohol.
3.    Karena baunya yang sedap maka ester banyak digunakan sebagai esen pada makanan.
(Raymond Chang, 2004 : 256)

Sifat-Sifat Ester

a) Sifat Fisis
1)      Ester memiliki titik didih dan titik beku yang lebih rendah dari titik
didih dan titik beku asam karboksilat asalnya.
2)      Ester suku rendah berupa zat cair yang berbau harum (beraroma
buah-buahan).

b) Sifat Kimia
1)      Ester bersifat netral dan tidak bereaksi dengan logam natrium
maupun PCl3.
2)      Ester dapat mengalami hidrolisis menjadi asam karboksilat dan
alkohol.


3)      Hidrolisis ester suku tinggi dengan NaOH atau KOH menghasilkan
sabun dan gliserol (reaksi penyabunan).

4)      Ester dapat mengalami reduksi menjadi alkohol pada suhu rendah.

Kegunaan Ester

Senyawa ester dengan rantai pendek (ester yangberasal dari asam karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah) banyak terdapat dalam buah-buahanyang menimbulkan aroma dari buah tersebut, sehingga disebut ester buah-buahan.
Senyawa ester ini banyak digunakan sebagai penyedapatau esens.

Aroma pisang pada makanan atau minuman dapat diperolehdengan menambahkan ester amil asetat.Benzilasetat memberikan aromastrawberry pada makanan atau minuman.
Di samping itu digunakan juga sebagai pelarut pada pembuatan cat, cat kuku, dan perekat.

2) Ester yang berasal dari gliserol dengan asam karboksilat suku rendah atau tinggi (minyak dan lemak).
Digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan sabun dan mentega (margarin).
3) Ester dari alkohol suku tinggi dan asam karboksilat suku tinggi. Ester ini disebut lilin (wax), lilin ini berbeda dengan lilin hidrokarbon (lilin parafin).Kegunaannya ialah untuk pemoles mobil dan lantai.


(4) Ester dapat mengalami reduksi menjadi alkohol pada suhu rendah.
Contoh: 

Kegunaan Ester

1) Eester yang berasal dari asam karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah) banyak terdapat dalam buah-buahan yang menimbulkan aroma dari buah tersebut, sehingga disebut ester buah-buahan.Senyawa ester ini banyak digunakan sebagai penyedap atau esens. 

2) Sebagai pelarut pada pembuatan cat, cat kuku, dan perekat.

3) Ester yang berasal dari gliserol dengan asam karboksilat suku rendah atau tinggi (minyak dan lemak).
Digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan sabun dan mentega (margarin).
4)Ester dari alkohol suku tinggi dan asam karboksilat suku tinggi. Ester ini disebutlilin (wax), lilin ini berbeda dengan lilin hidrokarbon (lilin parafin).Kegunaannya ialah untuk pemoles mobil dan lantai.
(Respati, 1976 :155-156)

BAB 3
3.1.            ALAT BAHAN
·         Alat
1.      Tabung Reaksi
2.      Pipet Tetes
3.      Kaca Arloji
4.      Penangas Air
5.      Lakmus
6.      Gelas Piala 500mm
7.      Thermometer
8.      Batang Pengaduk


·         Bahan
1.      1ml asam asetat glosial
2.      1ml Isoamel alcohol
3.      H2SO4  6M
4.      Mitanol 3ml
5.      Asam Benzanoat 250ml
6.      Asam butifat 1ml
7.      NaOH 10%
8.      Minyak Kelapa
9.      HCL 10%
10.  Larutan NaCL
11.  CaCL2 1M
12.  MgSO41M
13.  Timbal Nitrat 1M


3.2.           PROSEDUR KERJA

A.    Sintesis dan Identifikasi Ester

B.     Esterifikasi dengan Alkohol berlebih
 

















C.     Sintesis beberapa ester












D.    Esterifikasi dengan Asam berlebih
 
















3.3.            DATA PENGAMATAN
A.      SINTESIS DAN IDENTIFIKASI ESTER
1.         Tuliskan persamaan reaksi esterifikasi
Jawab :

2.         Apakah reaksi berjalan seperti yang dituliskan
Jawab : Ya, reaksi berjalan seperti yang dituliskan
3.         Bukti-bukti terjadinya reaksi
Jawab :
·      Aroma yang timbul dari reaksi yaitu aroma nangka
·      Tabung reaksi terasa panas saat dipegang
·      Terjadi 2 lapisan, lapisan atas bewarna putih transparan, dan lapisan bawah bewarna pink
4.         Ester yang dihasilkan berbau seperti: nangka

B.       ESTERIFIKASI DENGAN ALKOHOL BERLEBIH
Tabung
Volume asam
Alkohol (ml)
Tebal lapisan ester
Bau
1
3
2
2
Pisang
2
3
3
3
Balon
3
3
4
4
Balon menyengat
Kesimpulan : Semakin banyak reaktan yang direaksikan(alcohol berlebih) maka produk yang dihasilkan semakin besar

C.      REAKSI BEBERAPA ESTER
Persamaan Reaksi
Bereaksi/tidak bereaksi
Ciri fisis dari produk


Bereaksi
Bau permen karet, mengendap


Bereaksi
Warna bening, panas


Bereaksi
Warna bening, bau pisang busuk, panas
Kesimpulan : Reaksi asam karboksilat dan alcohol menghasilkan ester dengan cirri fisis berbeda-beda sesuai jumlah atom C-nya

D.      ESTERIFIKASI DENGAN ASAM BERLEBIH
Tabung
Volume asam
Alkohol (ml)
Tebal lapisan ester
Bau
1
4
3
3
Pisang
2
6
3
4
Balon
3
8
3
5
Balon menyengat
Kesimpulan : Semakin banyak reaktan yang direaksikan(asam berlebih) maka produk yang dihasilkan semakin besar

E.       SAPONIFIKASI ESTER
1.         Gambar rumus bangun metal salisilat dan buatlah persamaan reaksinya dengan NaOH?



2.         Persamaan reaksi prosuk A dengan HCL



3.         Hail pemeriksaan kertas lakmus
Jawab : pH= 1 (asam)

F.       PEMBUATAN SABUN
1.         Gambarkan struktur trigliserida yang Anda gunakan dalam percobaan ini. Lalu tulis reaksi penyabunannya



2.         Jelaskan mengapa penambahan campuran reaksi ke dalam air dapat digunakan sebagai uji kesempurnaan reaksi penyabunan
Jawab : Karena dengan memasukkan campuran tersebut ke dalam air, kita akan mengetahui reaksi penyabunan tersebut telah sempurna atau belum. Apabila telah sempurna maka akan diperoleh larutan jernih berbuih tanpa tetes minyak pada permukaan.

Pengamatan terhadap daya kerja sabun
Sabun dalan larutan
Pengamatan
CaCl2
Bewarna putih susu, tidak berbusa, larut
MgSO4
Bewarna putih keruh, tidak berbusa, larut
Pb(NO3)2
Bewarna putih kekuningan, tidak berbusa, tidak larut, ada endapan


3.4.           PEMBAHASAN
A.                     SINTESIS DAN IDENTIFIKASI ESTER
Pada percobaan ini, hal yang kami lakukan yaitu memasukkan 1 ml asam asetat dan 1 ml isoamil alcohol ke dalam tabung kemudian menambahkan H2SO4 6M dan memanaskannya di atas penangas air. Kemudian larutan dipindahkan beberapa tetes ke kaca arloji untuk diidentifikasi.
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh bahwa larutan tersebut menghasilkan senyawa berupa ester sehingga reaksi itu disebut reaksi esterifikasi.
Reaksi ini melibatkan asam karboksilat yang pada percobaan ini berupa asam asetat dan alcohol berupa etanol dengan bantuan katalis H2SO4 didapatkanlah senyawa ester berupa etil etanoat dan air
Senyawa ester yang dihasilkan memiliki cirri-ciri : beraroma harumyang mirip dengan aroma nangka, kemudian tabung reaksi terasa panas dipegang hal ini menandakan telah terjadi reaksi eksoterm pada reaksi tersebut, dan terbentuk 2 lapisan pada akhir reaksi, lapisan atasnya bewarna putih transparan dan lapisan bawahnya bewarna pink. Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :

B.                    ESTERIFIKASI DENGAN ALKOHOL BERLEBIH
Pada percobaan ini yang kami lakukan adalah memasukkan masing-masing 3 ml asam ke dalam 3 buah tabung dan men ambahkan alcohol dengan volume yang berbeda-beda. Pada tabung I ditambahkan 2 ml alcohol, pada tabung 2 ditambahkan 3 ml alcohol, dan pada tabung 3 ditambahkan 4 ml alcohol. Kemudian di setiap tabung ditambahkan H2SO4 sebagai katalisnya.
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa tebal lapisan ester pada tabung I adalah 2 ml dengan aroma bau pisang. Pada tabung 2 tebal lapisan ester adalah 3 ml dengan aroma bau balon. Pada tabung 3 tebal lapisan ester 4 ml dengan aroma bau balon menyengat.
Metode esterifikasi dengan alcohol berlebih ini merupakan salah satu usaha untuk memperbesar hasil(produk). Apabila kita memperbesar produk maka kesetimbangan akan bergerak kea rah reaktan . Karena itu semakin banyak reaktan yang berlebih maka produk yang dihasilkan akan semakin besar..

C.      REAKSI BEBERAPA ESTER
Pada reaksi kami mereaksikan 3 macam asam karboksilat dan alcohol yang berbeda-beda untuk menghasilkan senyawa ester.
Pada tabung 1 kami mereaksikan asam benzoate dengan methanol dan dibantu oleh katalis H2SO4 sehingga didapatkan hasil reaksi berupa senyawa ester yang memiliki ciri fisis bau permen karet dan mengendap. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :


Pada tabung 2 kami mereaksikan asam asetat dengan butanol dan dibantu oleh katalis H2SO4 sehingga didapatkan hasil reaksi berupa senyawa ester yang memiliki ciri fisis bewarna bening dan panas yang berarti mengalami reaksi eksoterm. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :

Pada tabung 3 kami mereaksikan asam butirat dengan butanol dan dibantu oleh katalis H2SO4 sehingga didapatkan hasil reaksi berupa senyawa ester yang memiliki ciri fisis bewarna bening, beraroma pisang busuk, dan panasyang berarti reaksi yang terjadi adalah reaksi isoterm. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :


Hal ini menunjukkan bahwa jika asam karboksilat dan alcohol di reaksikan dan dibantu dengan katalis H2SO4 maka ada dihasilkan senyawa ester. Senyawa ester yang dihasilkan berbeda-beda dan memiliki cirri khas masing-masing sesuai dengan jumlah atom C yang direaksikan

D.   ESTERIFIKASI DENGAN ASAML BERLEBIH
Pada percobaan ini yang kami lakukan adalah memasukkan masing-masing 3 ml alkohol ke dalam 3 buah tabung dan menambahkan asam karboksilat dengan volume yang berbeda-beda. Pada tabung I ditambahkan 4 ml asam, pada tabung 2 ditambahkan 6 ml asam, dan pada tabung 3 ditambahkan 8 ml asam. Kemudian di setiap tabung ditambahkan H2SO4 sebagai katalisnya.
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa tebal lapisan ester pada tabung I adalah 3 ml dengan aroma bau pisang. Pada tabung 2 tebal lapisan ester adalah 4 ml dengan aroma bau balon. Pada tabung 3 tebal lapisan ester 5 ml dengan aroma bau balon menyengat.
Metode esterifikasi dengan alcohol berlebih ini merupakan salah satu usaha untuk memperbesar hasil(produk). Apabila kita memperbesar produk maka kesetimbangan akan bergerak kea rah reaktan . Karena itu semakin banyak reaktan yang berlebih maka produk yang dihasilkan akan semakin besar..

E.              SAPONIFIKASI ESTER
Pada percobaan ini hal yang dilakukan adalah memasukkan 1 ml NaOH 10% ke dalam tabung reaksi kemudian menambahkannya dengan 3 ml asam salisilat. Lalu dipanaskan di atas penangas air selama 25 menit. Setelah itu dinginkan tabung. Lalu tambahkan 1 ml HCL 10%, kemudian mengukur tingkat keasamannya dengan menggunakan lakmus.
Berdasarkan hasil pengamatan
Reaksi asam salisilat dan natrium hidroksida dengan bantuan katalis H2SO4 akan mengahasilkan ester dan air. Produknya ester kemudian direaksikan kembali dengan asam klorida (suasana asam) sehingga mnghasilkan.
Dengan hasil pengukuran tingkat keasamannya sama dengan 1.

F.              PEMBUATAN SABUN
Pada percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 5 ml minyak kelapa, 15 ml NaOH 3M,20 ml etanol dengan cara dipanaskan hingga mencapai suh 90 derajat C
Larutan NaOH bewarna putih agak kekuningan, minyak kelapa bewarna putih, sedangkan etanol bewarna putih. Setalah dicampurkan dalam gelas piala dan diapanaskan, muncul gelembung dan campuran bewarna kuning. Setelah dipanaskan 90 derajat C dan didinginkan, campuran tadi berubah menjadi padat. Lalu setelah itu, campuran tadi di campurkan dengan air panas dankemudian mengocoknya. Hal ini beryujuan untuk mengetahui reaksi penyabunan telah sempurna atau belum. Apabila reaksi penyabunan telah sempurna maka ketika dicampurkan dengan air panas dan dikocoklarutan tersebut tetap jjernih dan berbuih tanpa ada tetes minyak pada permukaannya. Hal ini disebut denganuji kesempurnaan penyabunan.
Kemudian setelah larutan tersebut diuji dan didinginkan larutan tersebt ditambhkan dengan 25 ml larutan panas NaCl jenuh. Tujuannya agar padatan sabun akan terpisah dari gliserol. Kemudian larutan didinginkan lagi. Setelah itu larutan direaksikan dengan CaCl2, MgSO4, dan PbNO3.
Berdasarkan hasil pengamatan, pada tabung 1 sabn direaksikan dengan CaCl2 hasilnya berupa larutan bewarna putih susu,tidak berbusa, larut. Pada tabt 2 sabun direaksikan dengan MgSO4 hasilnya berupa larutan bewarna putih keruh, tidak berbusa, dan larut. Pada tabung 3 sabun direaksikan dengan PbNO3 hasilnya berupa larutan bewarna putih kekuningan, tidak berbusa, tidak larut, dan terdapat endapan.
Pada ketiga tabung tersebut, air sabun tidak berbusa/berbuih, hal ini dikarenakan ke-3 larutan yang direaksikan itu nerupakan air sadah. Sabun tidak dapat berbusa dalam air sadah karena ion stearat bereaksi dengan Ca, Mg, dan Pb sehingga menjadi keras membentuk komponen scum yang tidak larut dalam Ca,. Mg, dan Pb stearat.

3.5.           DISKUSI
A.      SINTESIS DAN IDENTIFIKASI ESTER
Pada sintesis dan identifikasi ester ini dilakukan dengan mereaksikan asam karboksilat dan alcohol sehingga ester dapattersintesis. Ester yang telah disintesis diidentifikasi dengan memperhatikan lapisan larutan yang terbentuk dan bau dari ester tersebut. Kami berhasil melakukan percobaan ini yaitu setelah kami mereaksikan asam asetat dan etanol dihasilkan senyawa ester yang beraroma nangka.

B.       ESTERIFIKASI DENGAN  ALKOHOL/ ASAM BERLEBIH
Proses esterifikasi ini adalah suatu proses yang dilakukan dengan mereaksikan larutan sehingga terbentuk senyawa ester. Metode esterifikasi dengan alcohol berlebih atau asam berlebih ini merupakan salah satu usaha untuk memperbesar hasil dan produk. Apabila kita memperbesar produk maka kesetimbangan akanbergeser kea rah reaktan. Karena itu semakin banyak reaktan yang berlebih direaksikan maka semakin besar produk yang dihasilkan

C.      SINTESIS BEBERAPA ESTER
Pada percobaan ini kami berhasil melakukan hasil dari pengamatan percobaan ini berupa :
·           Asam asetat direaksikan dengan methanol akan membentuk ester dengan bau  permen karet, dan mengendap
·           Asam asetat direaksikan dengan n-butanol akan membentuk ester dengan warna bening dan panas
·           Asam butirat direaksikan dengan n-butanol akan menghasilkan ester dengan bau seperti pisang busuk, warna bening, dan panas

D.      SAPONIFIKASI ESTER
Pada percobaan ini kami telah melakukannya dengan baik. Seperti yang kita ketahui, safonifikasi adalah reaksi penyabunan asam lemak dengan basa yang mengahasilkan sabun dan gliserol. Reaksi yang terbentuk dari asam salisilat, NaOH, dan HCL antara lain sebagai berikut :

E.       PEMBUATAN SABUN
Kami berhasil melakukan percobaan ini. Sabun yang kami buat berasal dari bahan dasar minyak kelapa,etanol, NaOH. Setelah di uji dengan air panas (uji kesempurnaan penyabunan) sabun yang kami buat menghasilkan buih, namun ketika air sabun direaksikan dengan larutan CaCl2, MgSO4, dan PbNO3 maka sabn itu tidak akan berbuih karena ketiga larutan tersebut merupakan air sadah. Dimana sabun itu tidak akan berbusa dalam air sadah karena ion stearat bereaksi dengan Ca, Mg, Pb sehingga menjadi keras membentuk komponen yang disebut scum yang tidak larutan dalam Ca, Mg, Dan Pb.

3.6.            PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
1.      Setelah pengamatan  sabun, maka diperoleh endapan yaitu asam lemak. Apakah asam lemak itu murni atau campuran ?
Jawab : asam lemak yang diperoleh adalah asam lemak yang  berasal dari asam karboksilat  tertentu yang murni.
2.      Mengapa sabun tidak baik bekerja di air sadah ?
Jawab : karena di dalam air sadah mengandung ion-ion  C42+ dan Mg2+ yang jika bereaksi dengan anion HCO2-,SO4- akan membuat sabun sukar larut.
3.      Apakah air di laboraturium anda tergolong sadah ?
Jawab : tida tetapi air lunak yaitu air yang dengan kaar mineral yang rendah, untuk membuktikannya yaitu dengan sabun. Pada air lunak sabun menghasilkan busa yang banyak.
4.   Jika pada sabun tersedia minyak kelapa 1 ton, berapa kg sekurang-kurangnya natrium hidroksida yang diperlukan ?
Jawab: 1 mol minyak kelapa membutuhkan 3mol NaOH, jadi jika 1 ton minyak kelapa maka 2  ton/300 kg NaOH.

3.7.           KESIMPULAN

1.             3 macam ester yang telah disintesis pada percobaan ini antara lain :




2.             Semakin besar konsentrasi alcohol maka semakin cepat reaksi kesetimbangan pada pembuatan ester, sebaliknya Semakin kecil konsentrasi alcohol maka semakin lambat reaksi kesetimbangan pada pembuatan ester.
3.             Semakin besar konsentrasi asam karboksilat maka semakin cepat reaksi kesetimbangan pada pembuatan ester, sebaliknya Semakin kecil konsentrasi asam karboksilat maka semakin lambat reaksi kesetimbangan pada pembuatan ester.

4.             Bau khas dari beberapa macam ester, antara lain :

5.             Ester dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sabun
6.             Saponifikasi adalah reaksi penyabunan asam lemak dengan basa yang menghasilkan sabun dan gliserol. Asam lemak dihasilkan dari hidrolisis lemak atau minyak yang dipanaskan
7.             Dengan adanya percobaan ini kami dapat membuat berbagai macamsabun untuk bahan pencuci dan untuk kosmetik
8.             Daya kerja sabun dalam air sadah yaitu sabun tidak berbuih (tidak berdaya) karena ion stearat bereaksi dengan Ca, Mg, dan Pb sehingga menjadi keras membentuk komponen scum yang tidak larut dalam Ca,. Mg, dan Pb stearat

3.8.            DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hiskia. 2001. Kinetika Kimia. Bandung : ITB

Change, Raymond. 2004. Kimia Dasar Jilid IV. Bandung : ITB

Rangke, Tobing. 1978. Kimia Dasar Jilid II.Jakarta : Erlangga

Respati. 1976. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

Sukardjo. 1983. Chemistry. Jakarta. Bailmu

Tim Penyusun. 2012. Penuntun Pratikum Kimia Dasar. Jambi : UNJA

0 Response to "Laporan Praktikum Kimia Dasar- Ester"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel