Makalah Pengantar Pendidikan '' Asas asas Pendidikan"


PENGANTAR PENDIDIKAN
Description: https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRGAnJLgM-SCxWB-NQveZ0gzJ06ezGBUc8CLcx0kphF5OXD882X
ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Dosen Pembimbing : Drs.FULDIARATMAN. M.Pd
Disusun Oleh :
HARSONO
(RSA1C115019)
TESA PRATAMA PUTRA
(RSA1C115015)
SONI AFRIANSYAH
(RSA1C115003)

PENDIDIKAN KIMIA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
 2015/2016

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, sehingga kami dapat menyusun makalah pengantar pendidikan yang berjudul "Asas-asas pendidikan” ini dengan waktu yang tepat.
 Shalawat beriring salam tak lupa kami sampaikan kepada baginda Muhammad SAW yang telah menerangi kita dari kegelapan menuju alam terang benderang seperti sekarang ini.
            Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Drs.Fuldiaratman. M.Pd yang telah memberi materi ini sehingga kami dapat mengetahui konsep-konsep dari asas-asas pendidikan.
Kami juga menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak berbagai kekurangan, baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran teman-teman agar makalah ini menjadi sempurna.
Kami juga berharap bahwa makalah ini dapat berguna bagi pembaca.


Jambi Oktober 2015


Penulis





DAFTAR ISI


 KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI     
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang.....................................................................................1
1.2Rumusan Masalah................................................................................1
1.3Tujuan Penulis......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
Asas pokok pendidikan.....................................................................2
1.1  Asas Tut Wuri Handayani...........................................................2
1.2  Asas Belajar Sepanjang Belajar...................................................3
1.3  .Kemandirian Dalam Belajar.......................................................5

BAB III PENUTUP          
3.1Simpulan.......................................................................................6
3.2 Saran............................................................................................6
Daftar Pustaka ................................................................................7










 
BAB I
 PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Kemajuan ilmu dan teknologi terutama teknologi informasi menyebabkan arus komunikasi cepat. Hal ini berdampak pada norma kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya pekerja yang tidak profesional dan kurang terampil. Menurunnya norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik sehingga rawan terhadap timbulnya sosial serta integrasi bangsa.
Pendidikan sebagai usaha dasar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah asas tertentu. Asas-asas tersebut sangat penting karna pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat tertentu. Khusus untuk pendidikan indonesia, terdapat sejumlah asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Di antara sejumlah asas tersebut, akan dikaji lebih lanjut tiga asas yaitu Asas Tut Wuri Handayani, Asas Kemandirian dalam Belajar dan Asas Belajar Sepanjang Hayat. Ketiga asas itu dipandang sangat relevan dengan upaya pendidikan, baik masa kini maupun masa depan.


1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang di maksud Tut Wuri Handayani ?
2.      Apa yang di maksud Asas Belajar Sepanjang Hayat?
3.      Apa yang di maksud asas kemandirian belajar ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun Tujan Penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui Asas Tut Wuri Handayani
2.      Untuk mengetahui Asas Belajar Sepanjang Hayat
3.      Untuk mengetahui Asas Kemandirian dalam Belajar






BAB II 
PEMBAHASAN

ASAS POKOK PENDIDIKAN
          Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan (Hartoto, 2008, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan). Jadi, asas pendidikan itu lebih memfokuskan perhatian kepada cara penyelenggaraan pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran-pemikiran tentang bagaimana layaknya pendidikan itu diselenggarakan.
          Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas–asas tersebut bersumber dari kecenderungan umum  pendidikan di dunia dan bersumber dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia.

2.1  ASAS TUT WURI HANDAYANI

Asas Tut Wuri Handayani, yang kini menjadi semboyan depdikbud, pada awalnya merupakan salah satu dari “Asas 1922” yakni tujuh buah asas dari perguruan tinggih nasional taman siswa ( didirikan 3 juli 1992). Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sistem among dari perguruan itu. Asas ataupun semboyan tut wuri handayani merupakan inti dari sistem among dari perguruan itu. Asas ataupun semboyan tut wuri handayani yang di kumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara mendapat tanggapan positif dari Drs. R.M.P. Sostrokartono (filsuf dan ahli bahasa ) dengan menambahkan dua semboyan untuk melengkapinya,yakni ing Ngarso Sung Tulada Ing Madya Mangun Karsa. ( Raka Joni, et. Al., 1985:38; Wawasan kependidikan guru, 1982:93.

Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yakni :
- Ing ngarsa sung tulada ( jika di depan, menjadi contoh),
- Ing madya mangun karsa ( jika di tengah-tengah, membangkitkan kehendak, hasrat atau motivasi), dan
- Tut wuri handayani ( jika di belakang,mengikuti dengan awas )

Asas Tut Wuri Handayani ini bermakna bahwa setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri dengan berpedoman kepada tata tertib kehidupan yang umum. Menurut asas ini, dalam penyelenggaraan pendidikan, seorang guru merupakan  pemimpin yang berdiri di belakang dengan bersemboyan “tut wuri handayani”, yaitu tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri dan tidak terus-menerus dicampuri, diperintah atau dipaksa. Guru hanya wajib menyingkirkan segala sesuatu yang merintangi jalannya anak serta hanya bertindak aktif dan mencampuri tingkah laku atau perbuatan anak apabila anak didik tidak dapat menghindarkan diri dari berbagai rintangan. Dapat dikatakan bahwa Asas Tut Wuri Handayani ini merupakan cikal bakal dari pendekatan atau cara belajar siswa aktif (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123)..


2.2 ASAS BELAJAR SEPANJANG HAYAT

Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang tidak pernah sempurna, dia selalu berkembang mengikuti perkembangan yang terjadi di lingkungan kehidupannya. Dewasa ini, akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat, terjadi perubahan yang amat pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, apa yang dipelajari oleh seseorang pada beberapa tahun yang lalu dapat menjadi tidak berarti atau tidak bermanfaat lagi. Hal ini disebabkan karena apa yang telah dipelajarinya sudah tidak relevan lagi dengan berbagai masalah kehidupan yang dihadapinya. Jadi, implikasi dari kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat tersebut ialah seseorang dituntut untuk mau dan mampu belajar sepanjang hayat (Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan, 2008, dalam Bahan Ajar Pengantar Pendidikan).
Asas belajar sepanjang hayat merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup. Ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang sudah tidak asing lagi ditelinga, beliau bersabda yang artinya: ”Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia”. Jadi, Islam telah lama mengenal konsep belajar sepanjang ayat ini jauh sebelum orang-orang Barat mengangkatnya (Rangga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).



Pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus:
 a. Meliputi seluruh hidup setiap individu
b.Mengarahkan kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya
c. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu
d. Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri
e. Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasik yang formal, non formal dan informal (La Sulo, 1990: 25-26).
Dalam latar pendidikan seumur hidup, proses belajar-mengajar di sekolah seharusnya mengemban sekurang-kurangnya dua misi, yaitu:
 1. Memberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan efesien dan efektif
2. Meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai dasar dari belajar sepanjang hayat
Kurikulum yang dapat dirancang dan  diimplementasikan yaitu kurikulum yang memperhatikan dua dimensi, yaitu sebagai berikut:
1.  Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah, meliputi keterkaitan dan   kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan
2. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.

Perancangan dan implementasi kurikulum yang memperhatikan kedua dimensi itu akan mengakrabkan peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada di sekitarnya. Kemampuan dan kemauan menggunakan sumber belajar yang tersedia itu akan memberi peluang terwujudnya belajar sepanjang hayat. Masyarakat yang mempunyai warga yang belajar sepanjang hayat akan menjadi suatu masyarakat yang gemar belajar (learning society). Dengan kata lain, akan terwujudlah gagasan pendidikan seumur hidup seperti yang tercermin di dalam sistem pendidikan nasional Indonesia (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).





2.3 KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR

Asas Tut Wuri Handayani dan asas belajar sepanjang hayat secara langsung sangat erat kaitannya dengan Asas Kemandirian dalam Belajar. Asas Tut Wuri Handayani didasarkan pada asumsi bahwa dalam kegiatan belajar-mengajar peserta didik mampu untuk mandiri dalam belajar. Kemandirian dalam belajar itu dapat dikembangkan dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk membantu apabila diperlukan. Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar. Oleh karena itu, tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru atau pun orang lain.
Perwujudan Asas Kemandirian dalam Belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator, informator dan motivator. Sebagai fasilitator, guru diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar dengan sedemikian rupa, sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. Sebagai informator, guru harus menyadari bahwa dirinya hanya merupakan bagian kecil dari sumber-sumber informasi yang ada. Oleh karena itu, guru perlu memberikan dan bahkan merangsang peserta didik untuk mencari informasi selain dari dirinya sendiri. Sedangkan sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk dapat memanfaatkan sumber belajar secara maksimal (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).
Terdapat beberapa strategi belajar-mengajar yang dapat mengembangkan kemandirian dalam belajar, yaitu:
a.       Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
b.      Belajar dari modul, paket belajar, dan sebagainya
c.       Belajar dengan didukung oleh suatu pusat sumber belajar (PSB) yang memadai. PSB memberi peluang tersedianya berbagai jenis sumber belajar, di samping bahan di perpustakaan. Dengan dukungan PSB itu Asas Kemandirian dalam Belajar akan lebih dimantapkan dan dikembangkan (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).




BAB III
 PENUTUP

3.1KESIMPULAN
Asas-asas pokok dalam penyelenggaraan pendidikan ada tiga, yaitu:
1. Asas Tut Wuri Handayani, bermakna bahwa setiap anak didik berhak mengatur dirinya sendiri dan guru tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri dan tidak terus-menerus dicampuri, diperintah atau dipaksa
2.  Asas belajar sepanjang hayat, hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar.
3.  Asas Kemandirian dalam Belajar, dapat dikembangkan dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk membantu apabila diperlukan.

B. SARAN
kita sebagai seorang calon pendidik dapat menerapkan ketiga asas pokok pendidikan yang berlaku di Indonesia. Kita harus dapat melanjutkan perjuangan pendidikan yang telah dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara. Permasalahan yang tengah kita hadapai dalam pembelajaran haruslah diselesaikan sesuai dengan tuntunan yang telah ada. Dengan demikian, kita menjadi seorang pendidik yang benar-benar menempatkan diri sebagai fasilitator, informator, motivator, dan organisator.












DAFTAR PUSTAKA
Abu Hanifah. 1950. Rintisan Filsafat barat Ditilitik dengan Jiwa Timur, Jilid I. Jakarta: Balai Pustaka
Bp-7 pusat. 1990. Bahan penataran, Buku I Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Jakarta: BP-7 Pusat.
Beerling, R.F.1951. Filsafat Dewasa ini, Jilid I. Jakarta: Balai Pustaka.

Alamat  WEB:


0 Response to "Makalah Pengantar Pendidikan '' Asas asas Pendidikan""

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel